Demi masa,[1].
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,[2].
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”[3]
Info Umum
Surat ini diturunkan di kota Mekkah dan ayatnya berjumlah 3 ayat
Keutamaannya
Ath-Thabarany meriwayatkan di dalam al-Mu’jam al-Awsath (no.5097) dengan sanadnya dari ‘Abdullah bin Hishn, dia berkata, “Ada dua orang shahabat Rasulullah SAW., yang bila saling bertemu, tidak berpisah kecuali salah satunya membacakan kepada yang lainnya surat al-‘Ashr hingga selesai, kemudian masing-masing saling memberi salam.” Imam asy-Syâfi’iy berkata, “Andaikata manusia hanya mentadabburi (merenungi) surat ini saja, tentu sudah cukup bagi mereka.”
Di dalam surat yang agung ini jelaslah bahwa semua manusia berada dalam kerugian kecuali orang yang memiliki empat kualifikasi, yaitu iman, amal shalih, nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Dengan dua hal pertama (iman dan amal shalih), seorang hamba dapat melengkapi dirinya sendiri sedangkan dengan dua hal berikutnya dia dapat melengkapi orang lain dan dengan melengkapi keempat-empatnya, maka jadilah seorang hamba orang yang terhindar dari kerugian dengan meraih keuntungan yang besar. Inilah yang tentunya akan selalu diupayakan oleh seorang insan yang berakal di dalam kehidupannya.
Pesan Moral Surat Ini
1. Bahwa Allah berhak untuk bersumpah dengan makhluk-Nya mana saja yang dikehendaki-Nya sedangkan seorang hamba tidak boleh bersumpah selain dengan (atas nama) Khaliqnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW., “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah melakukan kekufuran atau berbuat kesyirikan.”
2. Semua manusia berada dalam kerugian kecuali orang yang memiliki empat kualifikasi, yaitu iman, amal shalih, nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
3. Iman semata yang hampa dari amal, tidak akan berguna bagi pemiliknya.
4. Keutamaan berdakwah kepada Allah Ta’ala dan saling nasehat-menasehati.
5. Keutamaan sabar dengan semua jenis-jenisnya, khususnya terhadap hal yang dialami oleh seorang Muslim sebagai resiko yang harus dihadapinya di dalam berdakwah kepada Rabbnya, baik berupa perkataan, tindakan secara fisik, terhadap hartanya ataupun anaknya.
(SUMBER: Silsilah Manâhij Dawrât asy-Syar’iyyah- at-Tafsîr- Fi`ah an-Nâsyi`ah oleh Dr.Ibrâhim al-Huwaimil, h.47-49)
alsofwa.or.id
Senin, 24 Oktober 2011
Tafsir Surat al-'Ashr (Wal 'Ashri)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Teman-teman, berikut saya copaskan link download Film Omar bin Khattab - The Series yang tayang setiap jam 4 pagi di MNCTV. Film ini ja...
-
Selaksa keagungan cinta mulai mempersatukan dua hati. Terdengarlah keajaiban cinta menuntut segalanya. Menuntut para insan untuk bisa bahagi...
-
Sebuah nasyid yang menggetarkan hati kita. Membuat semangat jiwa kita kembali berkobar!!! Saatnya kita mempunyai koleksi nasyid yang seperti...
-
Allah telah menjanjikan kelebihan kepada mereka yang menghafal al Quran seperti yang digambarkan di bawah. 1.MEREKA ADALAH KELUARGA ALLA...
-
Apa yang menyebabkan Hasan AlBanna mampu menghapal quran pada usia 10 tahun? atau Sayyid Quthb pada usia 6 tahun?? Bukan karena Mesir ber...
-
“ Aku takjub pada orang yang suka dipuji atas apa yang tak dilakukannya. Aku takjub pada orang yang suka dikagumi atas hal yang bu...
-
KIAT SUKSES MENGIKUTI PROGRAM TAHSIN TILAWAH DAN TAHFIZH AL QUR’AN Belajar tahsin atua tahfiz al Qur’an sunguh berat tantangannya. Sebelum...
-
Tak terasa umur ini terus bertambah. Bertambahnya umur ini sejatinya mendekati kerusakan, kefanaan, dan kehancuran. Bertambahnya umur ini me...
-
Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar