Sabtu, 27 Oktober 2012

‘Ulumul Qur’an (Ilmu-Ilmu Al-Qur’an)


Kajian tentang Al-Qur’an memerlukan banyak ragam ilmu, yang disebut sebagai ‘ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al-Qur’an). Menghormati adanya ilmu-ilmu tersebut dan para ahlinya sangatlah penting agar kita tidak terjatuh kedalam kesalahan dan bahkan penyimpangan ketika berusaha memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Ini sangat penting teutama di zaman sekarang ini dimana pemahaman kebanyakan masyarakat muslim, bahkan yang biasa disebut sebagai kalangan terpelajar, terhadap agamanya sangatlah lemah. Bahkan dalam hal-hal yang sangat mendasar dan aksiomatik telah terjadi penjungkirbalikan pemahaman dari yang semestinya.

Minggu, 21 Oktober 2012

FIQH KURBAN


FIQH KURBAN
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)

FIQH KURBAN


FIQH KURBAN
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)

FIQH KURBAN


FIQH KURBAN
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)

FIQH KURBAN


FIQH KURBAN
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)

FIQH KURBAN


FIQH KURBAN
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Jadikan 10 Hari awal Dzulhijjah laksana RAMADHA

Jadikan 10 Hari awal Dzulhijjah laksana RAMADHAN
  
(1) Nanti mulai maghrib (Selasa, 16/10) kita sudah masuk 1 #Dzulhijjah. Sambutlah dan isilah 10 hari dzulhijjah laksana RAMADHAN.

(2) Kuatkan niat dan tekad untuk bersungguh-sungguh melaksanakan keta’atan pada waktu tersebut. #Dzulhijjah

(3) Targetkan 1 x khatam al-quran selama 10 hari awal #Dzulhijjah. Setiap hari baca 3 juz.

(4) Puasa sunah minimal : Senin, Kamis dan Puasa Arafah. Jaga dhuha, witir, qiyamullail dan 12 rokaat sunah rawatib. #Dzulhijjah
"Saya mengharap kepada Allah agar puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya". (HR. Muslim)
(5) Luangkn waktu u 'beritikaf' di masjid diantara maghrib-isya n diantara shubuh-matahari terbit. isi waktu2 tsb dzikir tilwah. #Dzulhijjah
“Siapa yang shalat shubuh berjamaah kemudian duduk mengingat Allah hingga matahari terbit kemudian shalat sebanyak dua rakaat, maka untuknya pahala sebagaimana pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)
(6) sempurnakan dan akhiri 10 #Dzulhijjah dengan berqurban. dengan demikian kita sudah menghidupkan 'Rabbaniyah' di 10 hari #Dzulhijjah.
“Tidak ada amal yang dilakukan oleh anak Adam lebih disukai oleh Allah di hari korban selain dari mengalirkan darah (menyembelih qurban). Sesungguhnya korbannya itu di hari kiamat akan datang menyertai bani Adam dengan tanduk-tanduknya, bulunya dan kuku-kukunya. Dan darah qurban tersebut akan menetes di suatu tempat (yang diridlai) Allah sebelum menetes ke bumi, maka relakanlah korban itu.” (HR.Tirmidzi)
(7) “Tidak ada hari2 yg pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama di bulan #Dzulhijjah” (HR Bukhori)

(8) "Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang menikmati jamuan-Mu di hari-hari yang baik ini. Hari-hari 10 awal bulan #Dzulhijjah". Amin.

Bab Udhhiyah (Kurban)


1.    PENGERTIAN UDHHIYAH
Udhhiyah ialah binatang ternak yang disembelih pada hari raya haji dan pada hari-hari tasyrik demi mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
2.    HUKUM UDHHIYAH
Hukumnya wajib atas orang yang mampu berkurban. Rasulullah saw menegaskan:
“Barangsiapa mempunyai kemampuan, namun ia tidak (mau) berkurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekat ke mushalla kami.” (Hasan: Shahih Ibnu Majah no: 2532 dan Ibnu Majah II: 1044 no: 3132).
Dalam kitab As-Sailul Jarrar disebutkan:
Wajhul istidlal (arah pengambilan dalil) dengan hadits di atas, yaitu bahwa tatkala Nabi saw melarang orang yang mampu berkurban mendekat ke mushalla bila ia tidak mau berkurban, hal tersebut menunjukkan bahwa ia telah meninggalkan suatu kewajiban. Maka seolah-olah sama sekali tak ada faedahnya bagi seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah dengan mengerjakan shalat (Ied) namun meninggalkan kewajiban ini.
Dari Mukhaffif bin Sulaim ra, ia berkata: Kami pernah wukuf di Arafah di dekat Nabi saw. Beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya setiap ahli bait dalam setiap tahun wajib berkurban dan harus menyembelih binatang untuk bulan Rajab. Tahukah kalian, apa itu penyembelihan binatang untuk bulan Rajab? Yaitu penyembelihan binatang yang oleh orang-orang disebut rajabiyah.” (Hasan: Shahih Ibnu Majah no: 2533, Tirmidzi III: 37 no: 1555, ‘Aunul Ma’bud VII: 481 no: 2771, Ibnu Majah II: 1045 no: 3125 dan Nasa’i VII: 167).
Kemudian penyembelihan untuk bulan Rajab dihapus oleh sabda Nabi saw:

Minggu, 07 Oktober 2012

Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku.....

Menuntut ilmu agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama” (HR. Bukhari-Muslim). Hal ini dikarenakan dengan menuntut ilmu agama seseorang akan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat baginya untuk melakukan amal shalih.
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hudaa dan dinul haq” [At Taubah: 33]. Dan hudaa di sini adalah ilmu yang bermanfaat, dan maksud dinul haq di sini adalah amal shalih. Selain itu, Allah Ta’ala pernah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan ilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah (Wahai Muhammad), Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku” [Thaha: 114]. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabinya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan terhadap sesuatu, kecuali ilmu” [Fathul Baari, 187/1]. Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memberi nama majlis ilmu agama dengan ‘Riyadhul Jannah’ (Taman Surga). Beliau juga memberi julukan kepada para ulama sebagai ‘Warotsatul Anbiyaa’ (Pewaris Para Nabi).
Dari sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang pertama yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang kedua yaitu orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah, semisal orang-orang Yahudi dan pengikut mereka.
Jenis yang ketiga yaitu orang yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, semisal orang-orang Nashrani dan para pengikut mereka.
Ketiga jenis manusia ini tercakup dalam surat Al Fatihah yang senantiasa kita baca setiap rakat dalam shalat kita,yang artinya: ”Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat” [Al Fatihah: 6 - 7].
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Firman Allah Ta’ala (yang artinya) ‘bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat’, yang dimaksud orang yang dimurkai di sini adalah para ulama yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu. Apapun yang pertama, adalah sifat Yahudi. Dan yang kedua adalah sifat Nashrani. Namun kebanyakan orang jika melihat tafsir ayat ini mereka mengira bahwa sifat ini khusus bagi Yahudi dan Nashrani saja, padahal ia membaca bahwa Rabb-nya memerintahkan untuk membaca doa tersebut dan berlindung dari jalannya orang-orang yang bersifat demikian. Subhanallah! Bagaimana mungkin Allah mengabarkan sesuatu dan memilah sesuatu serta memerintahkan untuk selalu berdoa jika tidak ada maksud untuk memberi peringatan atau memberi gambaran keburukan mereka untuk dijauhi. Hal ini termasuk perbuatan berprasangka buruk terhadap Allah. (Karena mengira bahwa firman Allah tersebut tidak ada faedahnya -pent.)”. (Lihat Tarikh Najdi, Ibnu Ghonam)
Dan beliau juga menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya membaca surat Al Fatihah dalam tiap rakaat shalat kita, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu sebuah rahasia yang agung. Secara ringkas rahasia dari doa tersebut adalah harapan agar Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk kepada jalannya orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Juga harapan agar Allah Ta’ala menjaga kita dari jalannya orang-orang yang binasa, yaitu orang-orang yang berlebihan dalam amal shalih saja atau berlebihan dalam ilmu saja.
Kemudian, ketahuilah wahai pembaca yang budiman, ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits, dengan bantuan para pengajar, juga dengan bantuan kitab-kitab tafsir Al Qur’an dan kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab fiqih, kitab nahwu, dan kitab bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur’an. Semua kitab ini adalah gerbang untuk memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Wahai saudaraku, agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Agar penghasilanmu halal, makananmu halal sehingga doamu dapat dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Semua ini adalah hal-hal yang mempelajarinya adalah kebutuhan bagimu. Semua ini akan mudah dijalani, dengan izin Allah, bila benar tekadmu dan bersih niatmu.
Maka bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan para ulama. Tanyakanlah kepada mereka tentang hal-hal yang membuatmu bingung, dan temukan jawaban tentang hukum-hukum agamamu. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau di tempat lain, atau mendengarkan program-program Islami dari siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan agama, jika engkau bersemangat terhadap semua media-media yang bermanfaat ini, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan teranglah penglihatanmu.
Dan jangan lupa saudaraku, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu. Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu, ia juga merupakan hadiah yang paling layak untuk diperlombakan bagi orang-orang yang berakal. Ilmu akan menghidupkan hati dan mensucikan amal.
Allah Ta’ala telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9]. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al Mujaadalah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang berilmu yang digandengkan dengan iman. Kemudian setelah itu Allah mengabarkan Ia Maha Mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Maka di sini terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ilmu harus digandengkan dengan amal, dan juga harus bersandar pada iman dan muqorobah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[Diterjemahkan dari muqoddimah kitab “Al Mulakhos Al Fiqhiy”, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan]


Menuntut ilmu agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama” (HR. Bukhari-Muslim). Hal ini dikarenakan dengan menuntut ilmu agama seseorang akan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat baginya untuk melakukan amal shalih.
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hudaa dan dinul haq” [At Taubah: 33]. Dan hudaa di sini adalah ilmu yang bermanfaat, dan maksud dinul haq di sini adalah amal shalih. Selain itu, Allah Ta’ala pernah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan ilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah (Wahai Muhammad), Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku” [Thaha: 114]. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabinya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan terhadap sesuatu, kecuali ilmu” [Fathul Baari, 187/1]. Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memberi nama majlis ilmu agama dengan ‘Riyadhul Jannah’ (Taman Surga). Beliau juga memberi julukan kepada para ulama sebagai ‘Warotsatul Anbiyaa’ (Pewaris Para Nabi).
Dari sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang pertama yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang kedua yaitu orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah, semisal orang-orang Yahudi dan pengikut mereka.
Jenis yang ketiga yaitu orang yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, semisal orang-orang Nashrani dan para pengikut mereka.
Ketiga jenis manusia ini tercakup dalam surat Al Fatihah yang senantiasa kita baca setiap rakat dalam shalat kita,yang artinya: ”Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat” [Al Fatihah: 6 - 7].
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Firman Allah Ta’ala (yang artinya) ‘bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat’, yang dimaksud orang yang dimurkai di sini adalah para ulama yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu. Apapun yang pertama, adalah sifat Yahudi. Dan yang kedua adalah sifat Nashrani. Namun kebanyakan orang jika melihat tafsir ayat ini mereka mengira bahwa sifat ini khusus bagi Yahudi dan Nashrani saja, padahal ia membaca bahwa Rabb-nya memerintahkan untuk membaca doa tersebut dan berlindung dari jalannya orang-orang yang bersifat demikian. Subhanallah! Bagaimana mungkin Allah mengabarkan sesuatu dan memilah sesuatu serta memerintahkan untuk selalu berdoa jika tidak ada maksud untuk memberi peringatan atau memberi gambaran keburukan mereka untuk dijauhi. Hal ini termasuk perbuatan berprasangka buruk terhadap Allah. (Karena mengira bahwa firman Allah tersebut tidak ada faedahnya -pent.)”. (Lihat Tarikh Najdi, Ibnu Ghonam)
Dan beliau juga menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya membaca surat Al Fatihah dalam tiap rakaat shalat kita, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu sebuah rahasia yang agung. Secara ringkas rahasia dari doa tersebut adalah harapan agar Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk kepada jalannya orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Juga harapan agar Allah Ta’ala menjaga kita dari jalannya orang-orang yang binasa, yaitu orang-orang yang berlebihan dalam amal shalih saja atau berlebihan dalam ilmu saja.
Kemudian, ketahuilah wahai pembaca yang budiman, ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits, dengan bantuan para pengajar, juga dengan bantuan kitab-kitab tafsir Al Qur’an dan kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab fiqih, kitab nahwu, dan kitab bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur’an. Semua kitab ini adalah gerbang untuk memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Wahai saudaraku, agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Agar penghasilanmu halal, makananmu halal sehingga doamu dapat dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Semua ini adalah hal-hal yang mempelajarinya adalah kebutuhan bagimu. Semua ini akan mudah dijalani, dengan izin Allah, bila benar tekadmu dan bersih niatmu.
Maka bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan para ulama. Tanyakanlah kepada mereka tentang hal-hal yang membuatmu bingung, dan temukan jawaban tentang hukum-hukum agamamu. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau di tempat lain, atau mendengarkan program-program Islami dari siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan agama, jika engkau bersemangat terhadap semua media-media yang bermanfaat ini, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan teranglah penglihatanmu.
Dan jangan lupa saudaraku, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu. Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu, ia juga merupakan hadiah yang paling layak untuk diperlombakan bagi orang-orang yang berakal. Ilmu akan menghidupkan hati dan mensucikan amal.
Allah Ta’ala telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9]. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al Mujaadalah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang berilmu yang digandengkan dengan iman. Kemudian setelah itu Allah mengabarkan Ia Maha Mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Maka di sini terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ilmu harus digandengkan dengan amal, dan juga harus bersandar pada iman dan muqorobah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[Diterjemahkan dari muqoddimah kitab “Al Mulakhos Al Fiqhiy”, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan]

Senin, 01 Oktober 2012

Novel Islami karya salah satu Pengurus Rumah Qur'an ^_^



Cinta dan Hidayah_Nya

            Semerbak wangi kesejukan embun di atas dedaunan , terhirup segar saat seorang akhwat membuka jendela . Saat itu , waktu masih menunjukan pukul 04.00 pagi . Semilir angin nan lembut menerpa wajah yang begitu ayu dan kerudung putihnya. Dia begitu menikmati indahnya pagi setelah dia menghabiskan sepertiga malamnya dengan-Nya.
            Matanya terpusat pada satu bunga berwarna putih . Namun pikirannya entah menerawang ke arah mana . Lalu tak lama dia sedang termenung , terdengar suara hangat memanggilnya .
            “Muth…Muth…sudah bangun ? “ Tanya ibunya.
            “Ya , Bu… Udah ko . Lagi nunggu adzan Subuh .” Jawab Muth dengan halus .
            “Ya sudah  , ibu pergi ke pasar dulu yah . Nanti selesai shalat Subuh beres-beres ya! “ Perintah sang ibu.
            Muth hanya menganggukan kepala tanda dia tidak keberatan dengan tugas itu . Sudah menjadi suatu kebiasaan sebelum berangkat sekolah Muth beres-beres rumah terlebih dahulu.
            Muth merupakan anak kedua dari tiga bersaudara . Namun di rumahnya seolah–olah dia adalah anak pertama . Sebab hampir semua pekerjaan rumah dia kerjakan . Kakaknya sudah menikah dantinggal bersama suaminya . Adiknya masih duduk di bangku sekolah dasar dan ayahnya bekerja jualan buah-buahan di pasar bersama ibunya.
            Walau dengan keadaan  keluarga yang serba kekurangan  dia tidak pernah mengeluh pada siapapun , apalagi pada Sang Pencipta. Tak pernah tersirat wajah bertekuk dalam harinya . Selalu dia tebar salam dan senyum kepada semua temannya .
            Semua pekerjaan rumah sudah terselesaikan . Adiknya sudah berangkat sekolah sebelum pekerjaan rumah selesai . Muth juga sudah siap untuk berangkat . Dia melangkahkan kaki kanannya terlebih dahulu dengan ucapan bismillah . Dengan senyuman , dia berdo’a pada Allah , semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin .   
            Di perjalanan menuju sekolah , dia bertemu dengan Indah , temannya.
            “Assalamu’alaikum…” Salam Muth sambil mengulurkan tangan.
            “wa’alaikumussalam …” Jawab Indah dan menggapai tangan Muth.
            “Ehm.. kayanya ada yang beda nih ? “ Kata Muth dengan kata menggoda.
            “Hah ? Apa ? Perasaan biasa aja deh … “
            “Ah,yang bener. Tuh mahkota sekarang lebih bersinar .”
            “Maksudnya ? “
            “Itu,kerudungnya. Kamu lebih cantik dengan kerudungmu .”
            “Oh…he..he.. Sedang belajar Muth . Inikan saran kamu .”
            “Ya,deh. Semoga istiqomah yah. “
            “Insya Allah …Yu, jalan lagi ah!! “
            Setiap hari mereka berangkat bersama . Karena mereka sekolah di tempat yang sama yaitu di SMA Bakti Negeri . Jarak antara sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh . Jadi , tanpa menggunakan kendaraan pun mereka dapat sampai ke sekolah .
            Tak terasa , mereka sudah sampai di sekolah . Sekolah yang keaadan saat itu masih sepi membuat langkah terasa begitu luas . Tadi , di depan kelas X-6 , Muth dan Indah berpisah karena mereka berbeda kelas . Muth di kelas XII IPA 4 dan Indah di kelas XII IPS 1.
            Muth berjalan ke kelas sendirian . Namun , tanpa disadarinya ada seorang ikhwan yang memperhatikan dari arah kejauhan . Setiap hari ikhwan tersebut menyempatkan diri untuk memperhatikan Muth . Sampai-sampai dia hamper seluruhnya tahu kegiatan yang dilakukan Muth di sekolah .
            Dia begitu mengagumi sosok bidadari dambaannya. Dia cari-cari informasi tentang asal-usul Muth dari berasal keluarga apa , alamatnya di mana , dan segalanya , dia terus mencari tahu .
            “Muthaharoh Istiqomah . Aku di sini mengharapkanmu . Tapi, aku tahu untuk saat ini , tak mungkin kamu tahu apa yang ada di dalam hatiku . Allah telah menciptakanmu dengan begitu indah . Semoga engkau bisa menjadi salahsatu hidayah untukku . “ Katanya dalam hati dengan mata yang tak lepas dari Muth .
            Muth memasuki kelas . Langkahnya terhenti tepat di  depan papan tulis . Dia begitu kaget dengan apa yang dilihatnya . Dia melihat sosok dirinya sendiri di papan tulis tersebut . Sebuah gambar akhwat berjilbab yang begitu menawan bertuliskan namanya .
            Selama beberapa saat , dia hanya memperhatikan gambar tersebut . Perasaannya begitu campur aduk antara terharu , bahagia , dan penasaran . Muth begitu penasaran dengan orang yang menggambar dirinya . Dia bingung karena di kelasnya belum ada satu orang pun yang datang kecuali dirinya .
            Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuju kelasnya . Muth buru-buru menghapus gambar tersebut . Belum selesai Muth menghapus gambar tadi , Reza sudah memasuki kelas .
            “Assalamu’alaikum…” Sapa Reza.
            “Wa’alaikumussalam…” Jawab Muth sambil sibuk menghapus papan tulis .
            “Muth , sedang ngapain ? Rajin amat .”
            “Hmm,nggak ko . Lagi piket aja . “
            “Piket ??Perasaan hari ini kamu gak ada jadwal deh . “
            “Emm,ya pengen aja piket , biar bersih . “ Jawab Muth serba salah .
            “Ya Allah , maafkan hamba . “ Kata Muth dalam hati .
            “Oh iya Muth , PR Matematika udah belum ? Ajarin dong ! Gak ngerti nih . “ Kata Reza .
            “Oh…. Alhamdulillah sudah . Nomor berapa yang gak ngertinya ? “
            “Bentar-bentar . “ Kata Reza sambil mengambil buku dari tasnya .
            “Ini nih, nomor 4 . Susah cari x-nya .”
            “Oh…”
            “Sini dong , ajarin ! Kamu mau berdiri di situ aja ? “
            “Dari sini aja deh . Gak enak . “
            “Gak enak gimana ? “
            “Za,,kita ini bukan muhrim . Gak baik loh dekat-dekatan .
             Apalagi di sini kita Cuma berdua . ” Jelas Muth penuh senyuman .
            “Oh… ngerti deh, Bu Ustadzah . “ Goda Reza .
            Aamiin…aamiin… Ya udah ,sebutin aja soalnya , nantiaku jelasin di papan tulis . “
            “Ok . Soalnya matriks A adalah matriks berordo 2 x 2 yaitu 3 , -x  dan 6 , 8. Diketahui determinannya sama dengan nol . Berapakah nilai x  ? “  
            “Uhmm… gini nih caranya ……”
            Muth menjelaskan di papan tulis dengan lambat namun jelas . Reza tidak memperhatikan apa yang dijelaskan Muth . Malah dia memperhatikan sosok bidadari idamannya itu .
            Awalnya dia sedikit kecewa pada bidadarinya itu . Karena dia menghapus gambar indah tadi di papan tulis . Namun , kecewanya kini terobati . Karena sosok bidadarinya saat ini ada di hadapannya , bukan sekedar gambar di papan tulis .
            “Ngerti gak ? “ Tanya Muth sambil menolehkan muka .
            “Ah…apa-apa ? “ Jawab Reza yang baru terbangun dari lamunannya .
            “Ngerti gak ? “ Ulang Muth .
            “Maaf Muth , belum ngerti . “ Jawab Reza sambil garuk-garuk kepala .
            “Ya sudah,aku ulang ya .
             Pertama kita tulis dulu rumus determinannya yaitu ad-bc , lalu…..”
            Penjelasan Muth terpotong , karena ada seseorang yang datang .
            “Ehm…ehm… lagi ngapain kalian ? “ Tanya Jimmy yang datang dengan tiga teman laki-lakinya dan dua orang perempuan .
            “Oh…ini , kita lagi belajar Matematika . “ Jawab Reza .
            “Oh…kirain pacaran .” Goda Jimmy .
            “Ah…kamu Jim . Masa seorang Muth , pacaran dengan cowok kaya dia . Gak mungkin. “ Kata Sams , salahsatu teman Jimmy .
            “Maksud kamu apa ? Aku gak pantes gitu sama Muth ? “ Kata Reza dengan marah .
            “Hey…sudah-sudah. Kalian ini kenapa ? Aku dan Reza lagi ngebahas PR Matematika . Diantara kami tidak ada hubungan apa-apa . “ Jelas Muth tanpa meninggikan suaranya .
            “Ok…Ok…” Jawab Sams.
            Percekcokan pun berhenti . Jimmy and the genk duduk di bangku masing-masing . Muth pun duduk di bangkunya yang tepat ada di hadapan bangku Reza .
            “Maaf ya Muth . “ Kata Reza .
            “Gak apa-apa . “ Jawab Muth ditambah senyuman yang menawan .
            “Ya Allah , bidadari ini semakin cantik saja kalau tersenyum . “ Gerutu Reza dalam hati .
            Kelas semakin penuh . Sebentar lagi bel tanda masuk akan berbunyi .
* * *

Saat jam istirahat, Muth tidak seperti siswa yang lainnya. Setiap istirahat dia mengunjungi mushola untuk shalat dhuha. Selain itu juga, dia termasuk anggota rohis yang cukup aktif.
Tidak hanya sendiri, Muth dengan tiga kawannya, Farah, Dina dan Sasa bersama-sama mengunjungi mushola. Mereka juga termasuk anggota rohis. Diantara mereka, Muth lah yang paling orang-orang dan khususnya anggota rohis segani. Muth menjabat sebagai ketua akhwat. Dia begitu bijaksana dalam memecahkan masalah . Sehingga , tidak hanya anak rohis yang resfect padanya tapi hampir semua siswa yang mengenalnya.
“Muth, emang benar ya, Reza mau masuk rohis?” tanya Sasa setelah selesai shalat dhuha.
“Apa? Aku kok baru tahu ya?”
Reza gak bilang apa-apa ke aku.” Jawab Muth.
“Aku juga baru denger tadi, dari akhi Dimas. Katanya nanti latihan besok, dia mau ikut.” Jelas Sasa.
“Oh… Alhamdulillah kalau begitu.” Jawab Muth.
“Emang menurut kamu, dia pantas masuk rohis? Timpal Farah seenaknya.
Farah ini emang rohis yang agak aneh. Dia terkadang ceplas-ceplos kalau bicara. Sering menyakiti hati orang yang menjadi lawan bicaranya. Namun, setelah itu dia bercanda-canda lagi. Membuat orang tertawa. Jadi, tak heran kalau ada Farah pasti di mushola berisik.
“Hush…. Jangan begitu.
Harusnya kita bersyukur. Mungkin aja dia mau berubah.” Kata Muth
“Semoga aja deh.” Jawab Farah ketus.
Bel masuk berbunyi. Mereka kembali ke kelas masing-masing.
* * *
Saat pulang sekolah, Muth menunggu Indah di depan gerbang. Tapi, yang ditunggu belum juga datang. Cuaca saat itu agak panas. Ditambah panas dengan semua pemandangan yang ada.
Di sekelilingnya, siswa-siswa berhamburan dan berbauran. Tak ada hijab yang membatasi mereka. Antara mereka yang bukan muhrim saling pegangan tangan, boncengan, berdua dan ada juga yang mojok di kelas.
Sering dia menggerutu pada dirinya sendiri atas keadaan semua ini. “Apakah ini kehidupan remaja Islam saat ini?” tanyanya pada hatinya sendiri. Muth tak mampu berbuat apa-apa. Hanya do’a yang selalu dia mohonkan pada Allah untuk memberikan hidayah pada mereka semua.
Semaksimal mungkin dia sering syiar dan dakwah, di kegiatan rohis ataupun OSIS. Kadang dia membentuk khalaqah kecil-kecilan. Tapi, baru beberapa hari siswa-siswinya semakin menyusut jumlahnya. “Kenapa dalam setiap kegiatan yang berbau kebaikan jumlah orang yang berpartisipasinya hanya sedikit?”
Tak lama kemudian, orang yang ditunggu pun datang. Indah berlari-lari menghampiri Muth.
“Muth, afwan jiddan lama menunggu. Tadi ada kasus sebentar di OSIS.” Jelas Indah dengan nafas tersenggal-senggal.
“Kasus ? Kasus apa?” tanya Muth
“Itu, Reza.” Kata Indah tak selesai
“Reza? Ada apa?” tanya Muth keheranan
“Tadi, Reza kepergok berduaan dengan Sinta di kamar mandi oleh salah satu anggota OSIS.”
“Apa? Gak mungkin, Ndah. Reza gak seperti itu.”
“Aku juga gak tahu pasti. Sekarang Reza sedang menghadap Pak Mirza.”
“Ya Allah…. Ada apa lagi dengan Reza?” desahnya.
* * *
Sang raja merah sudah membagikan rahmat-Nya ke seluruh penjuru dunia. Embun pagi memantulkan cahayanya. Terdengar suara gemericik air nan berirama. Sayup-sayup terdengar kicauan burung bernyanyi. Nampaknya hari ini adalah hari yang begitu cerah.
Secerah hari, secerah hati. Muth berangkat dengan penuh keceriaan. Seperti biasa, Muth menunggu Indah di persimpangan jalan. Namun, keceriaannya sedikit luntur setelah melihat keadaan Indah. “Ya Allah …” desah Muth dalam hati.
Indah kembali tidak memakai jilbab. Dia kembali seperti Indah yang dulu. Indah yang memakai rok pendek di atas lutut, baju ketat pas-pasan, rambut digeray dibiarkan diterpa angin dan cahaya matahari.
Indah menyadari kekagetan Muth, Indah langsung bicara.
“Muth, maafkan aku ya‼ Aku belum bisa istiqamah….”
“Emang kenapa? Bajumu basah?”
“Oh…enggak. Tapi….tapi…”
“Tapi, kenapa? Ada masalah?
“Heuh… gak ada kok.” Jawab Indah menutupi.
“Gak usah bohong. Bohong itu dosa loh… he…” gurau Muth.
Indah melangkahkan kakinya. Muth berusaha mengikutinya. Lalu, sambil berjalan Muth kembali bertanya, sebenarnya ada apa. Tapi, tetap Indah tidak menjawab.
Mereka pun sudah tiba di sekolah. Indah berjalan menuju kelasnya tanpa pamitan pada Muth. Muth bingung dengan sikap Indah hari ini. Muth berjalan menyusuri koridor sambil memikirkan Indah. Di kepalanya penuh tanda tanya tentang semua itu. Namun tiba-tiba dia dikagetkan oleh Reza..
“Hey….ngelamun teruz.” Teriak Reza sambil menepuk bahu Muth. Dengan sigap Muth langsung melepas genggaman Reza.
Afwan….” Kata Muth
“Eh….eh…. maaf-maaf. Gak ada maksud ko.”
Muth tak menjawab perkataan Reza lagi. Dia langsung jalan kembali menuju kelasnya. Reza langsung mengejarnya.
“Muth, kamu marah?”
“Apa? Enggak ko.”
“Terus kenapa? Ada masalah dengan peganganku tadi? Maafin aku ya!”
“Ya… ya dimaafin.”
“Emang ada apa sih, ko kayaknya sekarang ini kamu beda?”
“Beda? Ah … enggak. Biasa aja.”
“Emm … can I help you?”
“No, you can not, he … udah ah … gak ada apa-apa ko.”
“Yo wish lah. Kalau nda mau cerita.”
Muth hanya menjawabnya dengan senyuman. Reza kembali berdebar-debar melihat senyuman bidadarinya itu.
* * *
Saat jam istirahat pertama, setelah shalat dhuha, Muth dan Farah mengunjungi perpustakaan.
Melihat Muth dan Farah menuju perpustakaan, Reza buru-buru menghampirinya. Dengan ucapan salam Reza berusaha bergabung dengan mereka. Seperti biasa Muth hanya tersenyum sedangkan Farah ketus menjawab salamnya. Melihat sikap Farah, Muth tertawa kecil. Lalu teringat kejadian kemarin.
“Oiya Za, kemarin katanya….?” Pertanyaan Muth belum selesai, Reza langsung menjawab.
“Jangan percaya Muth. Please, believe me!”
“Huh … sok Inggris.” Timpal Farah
“Eh, serius. Kemarin aku dijebak sama Jimmy.”
“Apa ? Jimmy? Emang ada masalah apa?” tanya Muth heran.
“Kemarin aku tuh mergoki dia dengan cewek lagi berdua-duaan di belakang WC. Lalu aku berniat melaporkan hal itu pada Pak Mirza. Tapi saat aku baru mau melangkah, Sams dan Jon langsung memukul dan menyeretku masuk WC. Lalu tiba-tiba Sinta masuk dan mengunci pintu itu. Dia mengancam akan berteriak diperkosa jika aku keluar dari WC. Ya sudah aku diam saja. Eh … gak nyangkanya, mereka lapor anak OSIS. Anak OSIS nyangkanya aku yang salah.” Jelas Reza dengan mimik yang meyakinkan.
Mendengar itu, Farah hanya mengangguk-ngangguk tanda mengerti.
“Siapa akhwat yang bersama Jimmy?’ tanya Muth.
“Maaf, Muth sebelumnya … cewek itu teman kamu.”
“Siapa?” Muth tambah kaget
“Eumm …. In….dah.” jawab Reza.
“Apa?” kaget Muth dan Farah berbarengan.
Reza hanya menganggukan kepala.
“Apa ini, alasan dia membuka kerudungnya kembali?” Pikir Muth dalam hati
* * *
Muth tidak terlalu memperdulikan rasa kecewanya pada Indah seperti biasa dia menunggu Indah di gerbang. Belum lama menunggu, terdengar suara gas motor tepat di belakangnya. Raungan motor itu seperti disengaja. Muth hanya diam, tidak memperdulikannya. Tapi, motor tersebut semakin menjadi-jadi, meraung semakin keras. Terpaksa Muth menolehkan mukanya dan ternyata pengendara motor itu adalah Jimmy.
Muth hanya menghela nafas melihat cengiran Jimmy tapi kaget setelah melihat akhwat yang diboncengnya. Akhwat itu orang yang dia tunggu dari tadi. Indah. Benar, dia adalah Indah.
Indah sengaja pura-pura tidak melihat Muth. Matanya diarahkan ke jalan sana. Tanpa berfikir panjang Muth memanggil Indah.
“Ndah, kamu mau pulang bareng Jimmy?” tanya Muth.
“Nggak langsung pulang lah, jalan-jalan dulu.” Jawab Jimmy dengan gaya seenaknya.
“Indah …. Indah ….” panggil Muth
Yang dipanggil tidak menoleh.
“Sudah ya. Aku cabut duluan. Dadah‼!” teriak Jimmy sambil menjalankan motornya.
Muth hanya terdiam melihat semua itu. Ya Allah, lindungi Indah, ya Allah.” Doanya.
Di kejauhan sana, Indah juga merasakan hal yang sama. Indah merasa gak enak dengan Muth. Tapi, hatinya tidak mau melepaskan Jimmy, orang yang selama ini ia impi-impikan. Dia begitu bahagia karena kemarin, Jimmy menemui dan memuji dirinya. Jimmy memuji Indah bahwa Indah adalah wanita yang beda dan cantik, apalagi kalau tidak memakai kerudung. Nah, dari perkataan gombal itulah, Indah membuka kerudungnya kembali. Sungguh, cinta nafsu hanya bisa merusak segalanya.
Sepanjang perjalanan, Indah merangkul Jimmy (pemandangan yang tidak patut diperlihatkan). Jimmy enjoy-enjoy saja dengan apa yang dilakukan Indah. Indah sudah dibutakan oleh cintanya sendiri. Padahal sebelumnya Indah berjanji pada dirinya sendiri akan merubah sikapnya seperti apa yang disarankan Muth.
* * *
Berbeda dengan Indah, Reza mendapatkan hidayah melalui pergaulannya dengan Muth dan teman-teman rohisnya. Reza mulai mencari jati dirinya sendiri melalui rohis. Ia banyak belajar agama pada mereka.
Pernah suatu hari, dia sengaja menyempatkan waktu bersilaturahmi ke rumah Dimas. Dimas adalah ketua rohis yang banyak orang segani karena kearifannya. Reza bermaksud memperjelas keinginannya masuk rohis.
Kedatangan Reza disambut hangat oleh keluarga Dimas. Reza yang sebelumnya konfirmasi dulu pada Muth, tak menyangka akan disambut seperti ini. Walaupun keadaan rumah Dimas tak senyaman keadaan rumahnya, tapi suasananya jelas berbeda seratus delapan puluh derajat dengan suasana di rumahnya.
Setiap hari rumah Reza sepi, kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Berangkat pagi pulang petang. Hampir bertatap muka dengan Reza pun jarang. Sering Reza mengeluhkan hal itu pada Mang Didin, tukang kebunnya. Tapi, apalah daya seorang pekebun. Tak bisa berbuat apa-apa selain menjadi pendengar yang baik.
Suasana seperti di rumah Dimas inilah yang ia idamkan. Ibu yang selalu ada di rumah dan ayah yang tidak terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Melihat Reza yang diam saja Dimas berinisiatif mengawali pembicaraan ini.
Akhi, gimana kabarnya?” kata Dimas dengan sopan.
“Ah…Euh….apa?” gelagapan Reza yang baru sadar Dimas ada dihadapannya.
Akhi, gimana kabarnya?” ulang Dimas plus senyuman
“Ooh….baik-baik” jawab Reza
“Katanya ada perlu ya?” tanya Dimas
“Oh… iya nich, jadi ga enak” jawab Reza sambil garuk-garuk kepala.
“Gak apa-apa, santai aja.”
“Eu… gini, aku bermaksud masuk rohis, boleh gak orang seperti aku menjadi anak rohis?”
“Tentu boleh. Gak perlu merendah seperti itu. Siapapun berhak untuk masuk rohis. Kalau boleh tahu, apa alasan akhi ingin masuk rohis?”
“Pengen berubah aja. Selama ini aku tak tahu harus berjalan ke mana. Bingung, tak ada tujuan. Tapi setelah melihat seseorang yang ada di rohis, aku termotivasi untuk mempelajari kehidupan rohis dan ternyata memang luar biasa.”
“Ah, biasa saja, akhi. Kami ini hanya manusia biasa, yang luar biasa hanya Allah. Mungkin karena hidayah-Nya kita semua bisa seperti ini. Tadi, akhi bilang ada seseorang yang membuat akhi termotivasi, memang siapa?”
“He…he….” Reza tak bisa menjawab. Dia hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan Dimas.
“Lho, ko ga di jawab? Akhwat ya akhi?” tanya Dimas.
“Iya, Mas. Maaf ya” jawab Reza sambil senyam-senyum.
“Oh… gak apa-apa. Mungkin awalnya saja karena akhwat, tapi seoga saja seterusnya karena Allah.
“Amin, Insya Allah.”
“Akhi tahu hadits ini :
“Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku dan Aku selalu menyertainya. Jika ia berdzikir kepada-Ku. Jika ia berdzikir kepada-Ku dalam hatinya, Aku ingat kepadanya dalam diri-Ku dan jika ia dzikir kepada-Ku dalam majelis banyak, niscaya Aku ingat dia dalam kumpulan yang lebih banyak dalam kumpulannya. Jika ia mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya satu hasta, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.” Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
“Wow… it’s amazing,” kata Reza
Subhanallah akhi….” Kata Dimas
“Eh…. Iya. Maaf. Subhanallah…” kata Reza dengan muka yang agak memerah
“Ya, hadits tadi menjelaskan betapa penyayangnya Allah kepada umatnya. Dia tidak membiarkan hamba-Nya sendirian. Semoga dengan niat akhi mendekatkan diri kepada Allah, Allah senantiasa mencurahkan hidayah-Nya. Aamiiin.”
“Amiiin….”
Reza dan Dimas ngobrol keasyikan. Reza yang baru kali ini mendapatkan teman bicara yang religius merasa sangat nyaman. Waktu terus berlalu dan menunjukkan pukul 16.00. Reza berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada Dimas. Tak lupa Reza pun pamitan pada Ibu Dimas.
* * *
Keesokan harinya, di sekolah, Reza mendapati Indah sedang menangis sesegukan di kelasnya. Saat itu belum ada satu orang pun yang datang. Begitupun dengan Muth yang biasanya sudah datang.
Reza menghampiri Indah dengan hati-hati.
“Indah, kamu kenapa?” tanya Reza
Tapi, Indah tidak menanggapi pertanyaan Reza. Indah terus menangis. Reza bingung harus berbuat apa. Tak ada seorang pun yang dapat membantunya.
Muth pun tiba di sekolah. Saat masuk kelasnya, dia melihat Indah sedang menangis dan Reza yang mondar-mandir kebingungan. Muth langsung menghampiri mereka.
“Ada apa?” tanya Muth pada Reza.
“Aku gak tahu, saat aku tiba di kelas, dia sudah menangis” jelsa Reza.
“Indah, kamu kenapa?” tanya Muth hati-hati dan lembut.
Indah langsung memeluk sahabatnya. Dia menangis semakin keras dan deras tanpa menjawab pertanyaan Muth. Muth berusaha menenangkannya. Muth pikir ini pasti ada hubungannya dengan Jimmy.
Setelah Indah tenang, Muth mencoba menanyakan kembali, sebenarnya apa yang terjadi. Indah menjelaskan semua yang terjadi dengan sesegukan. Ternyata kemarin, saat Indah dan Jimmy jalan-jalan, Indah dibawa ke rumah temannya. Di sana, dia diajak dugem, minum-minuman keras dan pesta narkoba. Melihat semua itu, Indah langsung ingin pulang. Namun, Jimmy menghalanginya. Indah dipaksa minum-minuman keras, Indah bersikeras ingin pulang. Tapi semakin keras Indah memberontak, Jimmy semakin kasar pada Indah.
Indah menunjukkan bekas tamparan dan pukulan Jimmy pada Muth. Indah trauma dengan semua itu. Setelah kejadian itu dia berjanji pada dirinya sendiri akan kembali pada jalan yang benar, jalan yang penuh rahmat-Nya.
Mendengar hal itu, Muth dan Reza bahagia dan bersyukur.
* * *
Di mushola, saat latihan rohis, anak-anak membicarakan Reza, karena hari itu, hari pertamanya Reza latihan.
Semua anak tahu, selama ini Reza seperti apa. Reza termasuk anak yang nakal dan brutal. Namun, kedatangannya saat ini di rohis menggemparkan semua pihak.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” salam Dimas
“Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab semua anggota rohis.
“Alhamdulillah, kali ini Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bisa bertatap muka pada latihan rutin rohis ini. Alhamdulillah juga kali ini kita kedatangan anggota baru dari kelas XII IPA 4, yaitu akhi Reza. Untuk lebih jelasnya saya persilahkan akhi Reza untuk berbicara di depan” jelas Dimas.
Reza berjalan menuju mimbar. Hatinya dag-dig-dug tidak karuan. Dia yakin dibalik hijab sana ada Muth mendengarkannya.
“Bismillahirahmanirahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Kata Reza.
“Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab semuanya dengan kompak.
“Terima kasih, kepada Dimas, Eh… maaf maksudnya akhi Dimas yang telah memberikan kesempatan berbicara untuk saya. Diperjelas, nama saya Reza Nur Fadillah dari kelas XII IPA 4 bermaksud mengikuti ekstrakurikuler rohis. Alasan saya masuk organisasi ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang ilmu agama, lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan merubah sikap dan sifat buruk saya. Saya masuk organisasi ini karena saya termotivasi pada seseorang yang pernah saya gambar di papan tulis. Dia begitu berkharisma dan berwibawa dengan ke-Islamannya. Saya mohon bantuan kepada rekan-rekan semua untuk bisa membantu saya. Mungkin cukup sekian dari saya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Muth tercengang mendengar semua itu. Terngiang kata-kata Reza yang menyebutkan gambar di papan tulis adalah orang yang membuat dia termotivasi. “Bukankah gambar itu aku?” tanya Muth pada hatinya.
* * *
Sepulang latihan, Reza menghampiri Muth.
Ukhti, maafin saya ya?” kata Reza
“Oh….gak apa-apa, akhi.” Jawab Muth bingung harus berkata apa.
“Masalah gambar, memang itu saya yang buat dan ukhti memang sumber inspirasi saya.”
Syukran sebelumnya. Tapi …”
“Kenapa?”
“Saya rasa itu kurang baik.”
“Oh…. Saya mengerti. Tapi jujur ukhti saya mencintai ukhti.”
Mendengar hal itu, Muth diam seribu bahasa. Dia tidak menyangka Reza mengatakan semua itu.
“Akhi, cinta itu fitrah. Tapi, untuk sekarang ini belum waktunya. Kalau emang kita berjodoh, pasti suatu hari nanti cinta akhi akan tersalurkan.” Jawab Muth penuh kebijaksanaan.
“Iya, saya yakin. Maafkan saya ya.”
“Sama-sama.”
Tiba-tiba, Indah datang mengagetkan. Indah tertawa melihat mereka berdua. Indah mendengar semua percakapan mereka. Sehingga Muth dan Reza merasa malu.
* * *
Hari ke hari, Muth, Reza, Indah, dan anak rohis lainnya semakin erat dalam ukhuwah Islamiyahnya. Pergaulan yang dulu penuh kegelapan kini penuh cahaya yang terang benderang.
Sungguh, hanya Allah-lah yang dapat membolak-balikan hati manusia. Tapi, Allah pun akan mengikuti apa yang diinginkan hambanya. Tinggal hambanya yang memilih antara air atau api. Air yang penuh dengan kesejukan rahmat-Nya atau api yang akan membakar habis dirinya.
Iman, Islam, dan ke-Istiqamah-an adalah kunci dari kehidupan ini. Tanpa iman apalah artinya Islam dan keimanan akan runtuh tanpa adanya ke-Istiqamah-an. Islam adalah satu-satunya agama yang diridhoi Allah yang wajib kita imani dan tiang yang paling kokoh untuk pondasi itu semua adalah ke-Istiqamah-an kita dalam kebenaran.

SELESAI



Popular Posts