Minggu, 02 Oktober 2011

Berguru pada ulama-ulama kaya

Mengenang kembali ulama-ulama kaya, melebihi kebutuhan kita akan sekadar tahu bahwa mereka pernah ada. Bukan sebatas itu. Ini bahkan tentang cara pandang sangat mendasar, bahwa harta dan kekayaan memang ujian. Tetapi di saat yang sama ia adalah sumber daya yanbg menggerakkan kehidupan. Para ulama menggambarkan harta menjadi syarat berlangsung nya hidup. Dan berlangsungnya hidup adalah modal utama kita menekuni ibadah dan mentaati perintah Islam.
Berguru pada mereka….

 Ibnu Hajar Al Asqolani
”Semua kekayaanku Masih Aku Anggap Sebagai Penjara Dibanding Surga Allah”

 Nu’man bin Tsabit At Tamimi / Abu Hanifah
”Ini adalah Laba dari Barang Dagangan Kalian yang Diberi Allah melalui Tanganku”

 Ja’far Ash Shadiq bin Muhammad
”Orang yang Paling Berhak Memanfaatkan Dunia adalah Orang-orang Shalih

 Sufyan bin Said Ats Tsauri
”Sampaikan kepada Gurumu Agar Tidak Cinta Dunia”

 Said bin Musayyib Al Makhzumi
”Perbaiki Hatimu, Lalu Pakailah Apa yang Kamu Suka”

 Al Laits bin Saad Al Fahmi
”Aku tidak suka jika pemberianku kepada Imam Malik lebih kecil dari pemasukanku perhari”

 Abdullah bin Mubarak At Tamimi
”Aku berniaga untuk menjaga Kehormatanku dari Para penguasa dan meminta-minta.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts