Kamis, 03 Mei 2012

AWAS ADA LANDAK BERDURI



“ Aku takjub pada orang yang suka dipuji atas apa yang tak dilakukannya.
Aku takjub pada orang yang suka dikagumi atas hal yang bukan miliknya
Aku takjub pada orang yang mersa benar dengan menyalahkan kawan
Aku takjub pada orang yang merasa mulia dengan menghinakan sesama’dan semua itu akan kuringkas menjadi…
Aku takjub pada diriku sendiri!”


“ Semua orang tahu bahwa landak itu berduri. Yang kurang banyak diketahui adlah bahwa diantara landak-landak itu ada jenis yang suka menebarkan urinya untuk menyakiti sesame makhluk.” Begitulah tutur Richads S. Gallanger dalam What to say to a customer.
Begitulah memang sebenarnya. Dalam kehidupan  kita, selalu saja ada orang yang seperti ‘landak berduri’. Mereka terus menerus menyerang kita dengan durinya, sehingga banyak orang yang mulai dengan sadar menghindar darinya. Karena tersakiti-lah penyebab yang paling utama. Walau sebelumnya, mereka sadar terhadap duri-nya mereka, tetapi optimismenya kuat sekali sehingga menangkis dan membungkam ketakutan pada ‘duri’ itu. Namun pada akhirnya, sadar dan segera menjauhi ‘landak berduri’ itu.
Padahal, kalau kita teliti lebih dalam, orang yang memiliki sifat mirip dengan landak berduri itu mempunyai sejarah menyakitkan yang panjang. Awalnya memang tersakiti oleh orang lain. Itu berlangsung lama, hingga akhirnya mereka menjadi kebal. Mereka ingin membagikan ‘tersakiti’ itu kepada orang lain, bahkan sesamanya. Memang tujuannya khusus kepada orang yang menyakitinya masa lalu, akan tetapi mereka tetap menyakiti orang lain, bahkan teman-teman terdekatnya sebagai bentuk “ Seperti inilah saya tersakiti!”.

Tokoh Cassius dalam drama Julius Caesar karya William Shakespeare berkata,   “ Seorang teman itu harus menanggung kelemahan temannya. Namun orang seperti Brutus, menjadikan kelemahan-kelemahanku tampak menjadi lebih besar dari apa adanya.”
Dan memang ada orang-orang yang persis diceritakan oleh Tokoh Cassius itu. Mereka (teman landak berduri) menanggung kelemahan, aib, kesalahan-kesalahan temannya (landak berduri) dalam waktu lama. Sebetulnya mereka ingin memperbaiki sifat dan kelemahan temannya. Mereka-pun sebenarnya tidak mau menanggung ‘beban temannya’ selama ini. Akan tetapi rasa cinta sebagai teman membuat merka bertahan lama dengan penyerangan yang seharusnya mereka tujukan kepada pembuat masalah itu, bukan kepada teman pembuat masalah itu.

Maka dalam kehidupan kita ada orang-orang yang suka menyakiti sesama, terus menyerang, dan memiliki kedengkian yang kuat, itulah para landak. Mereka berduri. Mungkin saat berjalanan beriringan, mereka tidak ikut membantu membantu beban kita (Walaupun membantu, itu hanya bersifat mencari keuntungan belaka). Kadang mereka membuta beban kita malah tambah besar dan berat dari seharusnya. Dan sering juga durinya tanpa sengaja menusuk dan menyakiti kita. Tetapi kita masih berlapang dada pada para landak ini. Karena sungguh bukan kemauan mereka untuk memiliki duri di tubuhnya. Dan sungguh sebenarnya mereka tak punya niat untuk menyakiti saat mendekat pada kita lalu duri-durinya menancap dan melukai.

Tetapi Richard S. Gallangher itu benar. Ada jenis-jenis landak yang memang dengan sengaja menebarkan durinya untuk menyakiti. Saat beriringan, mereka berusaha membuta kita jatuh dan lumpuh. Mereka berupaya menarik kita ke titik yang serandah-rendahnya dengan kesakitan yang paling menyiksa. Itu mereka lakukan dengan seganap kemampuan, dengan berbagai cara dan sesering mungkin tentunya.
Dalam menggambarkan sebagai sosok presiden perusahaan yang mengirim memo kepada dorektur personalianya, John C. Maxwell “Winning with people” mengatakan, “ Carilah dalam organisasi ini seseorang yang tajam, agresif, dan mampu menjalankan peran saya. Dan jika adanda telah menemukan orang ini, maka pecatlah dia!”
Orang-orang semacam ini merupakan virus bagi kita, sering menimbulkan kekacauan. Mereka bukan landak biasa. Tindakan mereka bersifat sengaja. Entahlah mereka mempunyai tujuan apa, yang jelas suka menyakiti, emmbuat diri mereka sendiri kelihatan, atau merasa lebih baik dengan membuat orang lain menajadi lebih buruk. Merusak hubungan dan menciptakan kekacauan adalah bagian dari kehidupannya hari ini.
Para penebar duri mengisi kehidupan mereka dengan sebuah tugas mahapenting untuk mengecilkan orang lain. Mereka dengan mudah menyampaikan kelemahan-kelamahan yang ada pada diri seseorang dan membuatnya percaya bahwa dia tak layak dan tak punya kebaikan. Mengungkapka sejuta hal untk menyakinkan seseorang kawan bahwa dia tertakdir sebagai sampah. Mereka membawakan segala mimpi buruk tentang masa depan.

Nah, pakah kita juga memiliki duri- duri runcing sebagaimana landak? Mungkin ya. Tetapi apakah dalam Ukhuwah Islamiyah kita akan menebarkanya untuk menyakiti sesama, atau ingin menjadi pewaris dari perpanjangan landak berduri ini?
Katakan dengan pebuh yakin da penuh doa, “ Insya Allah tidak.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts