“ Aku takjub pada orang
yang suka dipuji atas apa yang tak dilakukannya.
Aku takjub pada orang
yang suka dikagumi atas hal yang bukan miliknya
Aku takjub pada orang
yang mersa benar dengan menyalahkan kawan
Aku takjub pada orang
yang merasa mulia dengan menghinakan sesama’dan semua itu akan kuringkas
menjadi…
Aku takjub pada diriku
sendiri!”
“ Semua orang tahu bahwa
landak itu berduri. Yang kurang banyak diketahui adlah bahwa diantara
landak-landak itu ada jenis yang suka menebarkan urinya untuk menyakiti sesame
makhluk.” Begitulah tutur Richads S. Gallanger dalam What to say to a customer.
Begitulah memang
sebenarnya. Dalam kehidupan kita, selalu
saja ada orang yang seperti ‘landak berduri’. Mereka terus menerus menyerang
kita dengan durinya, sehingga banyak orang yang mulai dengan sadar menghindar
darinya. Karena tersakiti-lah penyebab yang paling utama. Walau sebelumnya,
mereka sadar terhadap duri-nya mereka, tetapi optimismenya kuat sekali sehingga
menangkis dan membungkam ketakutan pada ‘duri’ itu. Namun pada akhirnya, sadar
dan segera menjauhi ‘landak berduri’ itu.
Padahal, kalau kita
teliti lebih dalam, orang yang memiliki sifat mirip dengan landak berduri itu
mempunyai sejarah menyakitkan yang panjang. Awalnya memang tersakiti oleh orang
lain. Itu berlangsung lama, hingga akhirnya mereka menjadi kebal. Mereka ingin
membagikan ‘tersakiti’ itu kepada orang lain, bahkan sesamanya. Memang
tujuannya khusus kepada orang yang menyakitinya masa lalu, akan tetapi mereka
tetap menyakiti orang lain, bahkan teman-teman terdekatnya sebagai bentuk “
Seperti inilah saya tersakiti!”.
Tokoh Cassius dalam drama
Julius Caesar karya William Shakespeare berkata, “ Seorang teman itu harus menanggung
kelemahan temannya. Namun orang seperti Brutus, menjadikan kelemahan-kelemahanku
tampak menjadi lebih besar dari apa adanya.”
Dan memang ada
orang-orang yang persis diceritakan oleh Tokoh Cassius itu. Mereka (teman
landak berduri) menanggung kelemahan, aib, kesalahan-kesalahan temannya (landak
berduri) dalam waktu lama. Sebetulnya mereka ingin memperbaiki sifat dan
kelemahan temannya. Mereka-pun sebenarnya tidak mau menanggung ‘beban temannya’
selama ini. Akan tetapi rasa cinta sebagai teman membuat merka bertahan lama
dengan penyerangan yang seharusnya mereka tujukan kepada pembuat masalah itu,
bukan kepada teman pembuat masalah itu.
Maka dalam kehidupan kita
ada orang-orang yang suka menyakiti sesama, terus menyerang, dan memiliki
kedengkian yang kuat, itulah para landak. Mereka berduri. Mungkin saat
berjalanan beriringan, mereka tidak ikut membantu membantu beban kita (Walaupun
membantu, itu hanya bersifat mencari keuntungan belaka). Kadang mereka membuta
beban kita malah tambah besar dan berat dari seharusnya. Dan sering juga
durinya tanpa sengaja menusuk dan menyakiti kita. Tetapi kita masih berlapang
dada pada para landak ini. Karena sungguh bukan kemauan mereka untuk memiliki
duri di tubuhnya. Dan sungguh sebenarnya mereka tak punya niat untuk menyakiti
saat mendekat pada kita lalu duri-durinya menancap dan melukai.
Tetapi Richard S.
Gallangher itu benar. Ada jenis-jenis landak yang memang dengan sengaja
menebarkan durinya untuk menyakiti. Saat beriringan, mereka berusaha membuta
kita jatuh dan lumpuh. Mereka berupaya menarik kita ke titik yang
serandah-rendahnya dengan kesakitan yang paling menyiksa. Itu mereka lakukan
dengan seganap kemampuan, dengan berbagai cara dan sesering mungkin tentunya.
Dalam menggambarkan
sebagai sosok presiden perusahaan yang mengirim memo kepada dorektur personalianya,
John C. Maxwell “Winning with people” mengatakan, “ Carilah dalam organisasi
ini seseorang yang tajam, agresif, dan mampu menjalankan peran saya. Dan jika
adanda telah menemukan orang ini, maka pecatlah dia!”
Orang-orang semacam ini
merupakan virus bagi kita, sering menimbulkan kekacauan. Mereka bukan landak
biasa. Tindakan mereka bersifat sengaja. Entahlah mereka mempunyai tujuan apa,
yang jelas suka menyakiti, emmbuat diri mereka sendiri kelihatan, atau merasa
lebih baik dengan membuat orang lain menajadi lebih buruk. Merusak hubungan dan
menciptakan kekacauan adalah bagian dari kehidupannya hari ini.
Para penebar duri mengisi
kehidupan mereka dengan sebuah tugas mahapenting untuk mengecilkan orang lain.
Mereka dengan mudah menyampaikan kelemahan-kelamahan yang ada pada diri
seseorang dan membuatnya percaya bahwa dia tak layak dan tak punya kebaikan.
Mengungkapka sejuta hal untk menyakinkan seseorang kawan bahwa dia tertakdir
sebagai sampah. Mereka membawakan segala mimpi buruk tentang masa depan.
Nah, pakah kita juga
memiliki duri- duri runcing sebagaimana landak? Mungkin ya. Tetapi apakah dalam
Ukhuwah Islamiyah kita akan menebarkanya untuk menyakiti sesama, atau ingin
menjadi pewaris dari perpanjangan landak berduri ini?
Katakan dengan pebuh yakin
da penuh doa, “ Insya Allah tidak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar