Jumat, 24 Agustus 2012

Refleksi Rumah Qur’an Bina Ukhuwah

Assalamu’alikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulilah, Allah terus memberikan kita karunia yang sangat banyak kepada kita. Mudah-mudahan inilah isyarat Allah atas bahwa kita dipercaya (Insya Allah) untuk bergabung dalam Hizbullah (Tentara Allah). Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW, kepada keluarga, sahabatnya, sampai kepada kita.

Ikhwah…

Jika kita mengingat masa-masa itu, ketika kita meng-azzamkan diri untuk segera berbenah diri, membulatkan niat dan tekad untuk membentuk suatu lembaga yang bermisi mensyiarkan Al-Qur’an di Kuningan, tak lama Allah membesarkan harapan kita. Dari tempat yang dihibahkan untuk Syiar Al-Qur’an sampai Rumah Qur’an Bina Ukhuwah ini tegak. Jika kita ingat masa-masa itu, semakin bertambahlah rasa syukur kita kepada Allah yang ternyata kita melupakan bagaimana Allah jika berkehendak membuat sesuatu menjadi besar dan berkembang. Saat itu kita melupakan akan hal itu. Kita merasa tidak ada yang membantu, tidak ada yang mendukung, tidak ada yang melindungi. Namun, rasa pesimis kita saat itu sirna sudah ketika Allah menyiapkan sesuatu hal untuk kita.

Ikhwah…

Maka diantara rasa bersyukur kita, Gemakan Al-Qur’an dimanapun kita berada. Suarakan Al-Qur’an, syiarkan lembaga kita. Jangan pernah malu untuk mempublikasikan akan hal ini. Jika bukan kita , manusia siapa lagi yang akan membesarkan Rumah Qur’an Bina Ukhuwah???

Maka untuk itu, kita harus bisa menjaga Eksistensi, integritas, dan soliditas pengurus. Maka ada hal-hal yang harus kita miliki.

1. Atsbatu Maufiqon (Paling teguh pendirian dan kokoh sikapnya)

Masih ingatkah kita dulu pada masa awal-awal, kita ditarik-tarik, didorong-dorong, diprovokasi,dilecehkan, dll yang sejenis negative, lalu akhirnya kita mampu menahan itu semua, berdiri kokoh dan tegak. Tidak melemah lantaran omongan orang lain. Tak terprovokasi, dan tak goyah oleh angin ‘negative’. Itu semuanya karena quwwatul Fikrah, aqidah dan manhaj. Bisa terlihat dari Mutab’ah Yaumiyah para pengurus. Tabiyah Dzatiyahnya harus selalu terkontrol dengan baik. Kita jangan pernah lemah dalam bisang ini. Kuatkan dan bersabarlah! Karena saat ini kita menyongsong pertumbuhan dan perkembangan RQ yang akan besar, maka dari itu Fikrah, aqidah, dan Manhaj kita harus benar-benar ditingkatkan. Supaya kita dengan mudah untuk melalui ujian dan hambatan

2. Arhabu Shodron (paling berlapang dada)

Karena keteguhan sikap seringkali membuat kita merasa egois, paling benar sendiri, sikap ekstrem, kekakaun dalm komunikasi, maka senantiasa kita harus menggelorakan akan hal ini, menjadi paling berlapang dada! Berlapang dadalah ketika ada kiritikan dan masukan kepada kita. Berlapang dadalah ketika ada perbedaan-perbedaan dalam masalah Furu’iyah, berlapang dadalah ketika berproses. Jadikan itu semua untuk mawas diri, tenang ketika ada fitnah, tidak tergesa-gesa dalam bereaksi.

3. A’maqu Fikron (pemikiran yang mendalam)

Berpikir untuk kemajuan RQ, berpikir mendalam untuk masalah ummat. Perbaiki masalah-masalah yang muncul, pahami, dan cari solusi yang terbaik.

4. Ausa’u Nadzoron (Pandangan yang luas)

Iya kalau kita merasa besar di Kuningan, tapi jika di kota-kota lain; apakah kita masih merasa besar? Belum tentu. Maka point inilah yang menyebabkan fastabiqul khoirat kita, jangan mudah terjebak oleh jebakan-jebakan yang manis sehingga kita mandeg.

5. Ansyathu amalan (paling giat bekerja/beramal)

Kita bukan tipe kader pendaging kata Ust Hilmi Amunuddin, tapi kita adalah kader Rihalah atau pemikul beban yang berat. Lanjut beliau, Rahilah adalah unta pemikul beban yang sanggup melakukan perjalanan jauh selama 2 minggu tanpa makan dan minum. Rasulullah SAW menggambarkan kader terbaik adalah seperti Rahilah. Kita harus terus bekerja, terus beramal. Tak henti laju kita lantaran banyak cibiran, lantaran banyak ujian dan cobaan. Maka, Tak kenal hentilah kita!

6. Ashlabu Tanzim (organisasi, system yang paling kokoh)

Kita harus mengokohkan itu, seperti yang sering digemborkan oleh direktur kita. Bukan hanya yang paling giat amalnya, tapi yang paling kokoh dan teratur kerjanya. Kokoh aqidah dan mahajnya, kokoh manajemen organisasinya, kokoh strukturnya. Ketika kita khawatir kita lebih jelek dari anggapan orang, maka kiat harus khoirum mimma yadzunnun, lebih baik apa yang mereka sangka. Insya Allah ketika kita kokoh dalam semua elemen organisasi. Terbentuklah kader militan, kader pemegang panji Al-Quran yang militant.

7. Aktsaru Nafi’an (Lebih banyak bermanfaat)

Kalau ummat mengetahui dan merasakan manfaat dari Rumah Quran, maka tentu masyarakat akan memberikan kepercayaan dan selalu yang terdepan membela kita. Membantu kita untuk mensyiarkan Qur’an, sehingga Insya Allah syi’ar Qur’an akan terlihat di tiap-tiap rumah kita semuanya.

Ikhwah….

Mari kita bekerja, tetap bersemangat, dan jangan pernah lupakan do’a-do’a untuk Rumah Quran Bina Ukhuwah di penghujung-penghujung malammu. Tak lupa pula, doakanlah para pengurus, semoga Allah memberkahi dan merahmati mereka dan Wayarzuqhu min haitsu laa yahtasib, Diberikan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.

Allahummarhamnaa bil Qur’aan…

Wassalamu’alikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Imsyah Rabbani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts