Minggu, 30 September 2012

Mutiara Salaf


MUTIARA SALAF


Syaddad bin Aus pernah berkata: 
“Sesungguhnya kalian semua hanya dapat melihat sebab musabab adanya kebajikan, demikian juga sebab musabab kejahatan. Sementara kebajikan dengan segala sangkut pautnya tempat kembalinya adalah Surga. Sedangkan kejahatan dengan sangkut pautnya tempat kembalinya adalah Naar. Dunia adalah hamparan nyata yang dikenyam oleh orang yang baik maupun yang jahat. Sementara akhirat adalah adalah janji pasti yang akan diatur oleh Sang Maha Raja Nan Maha Perkasa. Segala sesuatu memiliki pecinta. Jadilah kamu sekalian pecinta akhirat, jangan kalian menhjadi pecinta dunia.”

(Shifatush Shafwah I : 708)

Yunus bin Zubair menjenguk Jundub kemudian berkata: “Berwasiatlah kepadaaku.” Beliau berkata: “Saya nasehatkan kamu sekalian untuk bertaqwa kepada Allah, saya nasehatkan pula agar kalian membaca dan mempelajari Al-Qur’an, karena ia sesungguhnya adalah cahaya di malam yang gelap dan petunjuk di siang hari. Amalkanlah ajarannya dengan segala konsekwensi susah dan lelahnya. Apabila harus berhadapan dengan cobaan, dahulukanlah kepentingan agamamu dari kepentingan duniamu. Apabila cobaan berlalu, dahulukan juga kepentingan agamamu meskipun harus mengorbankan diri dan hartamu. Sesungguhnya orang yang rusak adalah yang rusak agamanya dan orang yang merugi adalah orang yang terampok agamanya. Ketahuilah, tidak ada lagi kesulitan sesudah engkau masuk Jannah dan tidak ada kebahagiaan lagi sesudah engkau masuk Naar.”


(Siyaaru A’laamin Nubalaa’ III : 174)

Umar bin Al-Khattab berkata: “Pelajarilah ilmu agama senbelum kalian memegang kekuasaan.”
Sufyan berkomentar: “Karena kalau seseorang telah mempelajari ilmu agama (Islam), ia tak akan lagi berhasrat mengejar kekuasaan.”


(Shifatush Shafwah II : 236)

Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhu :

Dengan Islam, maka selamanya kita tdk
akan mencari kemulyaan selain
dari Islam" (al-Mustadrak 1/61-62)


Al Imam Qawaamus Sunnah Al Ashbahani rahimahullah berkata:

“Barangsiapa
menyelisihi sahabat dan tabi’in
(salaf) maka ia sesat, walaupun
banyak ilmunya.”

(Al Hujjah fii Bayaanil Mahajjah, 2/437-438, dinukil dari kitab Al Intishaar li Ahlil Hadits, hal. 8)

Imam al Auzai rahimahullah
(wafat 157H) berkata :“

Hendaklah
kamu berpegang kepada atsar
Salafush Shalih meskipun orang-
orang menolaknya dan
jauhkanlah diri kamu dari
pendapat orang meskipun ia hiasi
pendapatnya dengan
perkataannya yang indah

” [Imam al-Aajury dalam as-Syariah I/445 no. 127, dishahihkan oleh al-Albany dalam Mukhtashar al-Uluw lil Imam adz-Dzahaby hal.138, Siyar Alaam an-Nubalaa VII/120.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts