Kajian tentang Al-Qur’an memerlukan banyak ragam ilmu, yang disebut sebagai ‘ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu Al-Qur’an). Menghormati adanya ilmu-ilmu tersebut dan para ahlinya sangatlah penting agar kita tidak terjatuh kedalam kesalahan dan bahkan penyimpangan ketika berusaha memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Ini sangat penting teutama di zaman sekarang ini dimana pemahaman kebanyakan masyarakat muslim, bahkan yang biasa disebut sebagai kalangan terpelajar, terhadap agamanya sangatlah lemah. Bahkan dalam hal-hal yang sangat mendasar dan aksiomatik telah terjadi penjungkirbalikan pemahaman dari yang semestinya.
Sabtu, 27 Oktober 2012
Minggu, 21 Oktober 2012
FIQH KURBAN
FIQH
KURBAN
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk
Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu
Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud
dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.”
Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam,
534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah
II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al
Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’
tipis)
FIQH KURBAN
FIQH
KURBAN
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk
Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu
Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud
dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.”
Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam,
534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah
II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al
Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’
tipis)
FIQH KURBAN
FIQH
KURBAN
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk
Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu
Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud
dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.”
Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam,
534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah
II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al
Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’
tipis)
FIQH KURBAN
FIQH
KURBAN
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk
Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu
Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud
dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.”
Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam,
534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah
II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al
Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’
tipis)
FIQH KURBAN
FIQH
KURBAN
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk
Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu
Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud
dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.”
Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam,
534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah
II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al
Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’
tipis)
Sabtu, 20 Oktober 2012
Jadikan 10 Hari awal Dzulhijjah laksana RAMADHA
Jadikan 10 Hari awal Dzulhijjah laksana RAMADHAN
(1) Nanti mulai maghrib (Selasa, 16/10) kita sudah masuk 1 #Dzulhijjah. Sambutlah dan isilah 10 hari dzulhijjah laksana RAMADHAN.
(2) Kuatkan niat dan tekad untuk bersungguh-sungguh melaksanakan keta’atan pada waktu tersebut. #Dzulhijjah
(3) Targetkan 1 x khatam al-quran selama 10 hari awal #Dzulhijjah. Setiap hari baca 3 juz.
(4) Puasa sunah minimal : Senin, Kamis dan Puasa Arafah. Jaga dhuha, witir, qiyamullail dan 12 rokaat sunah rawatib. #Dzulhijjah
"Saya mengharap kepada Allah agar puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa tahun sebelumnya dan tahun yang sesudahnya". (HR. Muslim)(5) Luangkn waktu u 'beritikaf' di masjid diantara maghrib-isya n diantara shubuh-matahari terbit. isi waktu2 tsb dzikir tilwah. #Dzulhijjah
“Siapa yang shalat shubuh berjamaah kemudian duduk mengingat Allah hingga matahari terbit kemudian shalat sebanyak dua rakaat, maka untuknya pahala sebagaimana pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)(6) sempurnakan dan akhiri 10 #Dzulhijjah dengan berqurban. dengan demikian kita sudah menghidupkan 'Rabbaniyah' di 10 hari #Dzulhijjah.
“Tidak ada amal yang dilakukan oleh anak Adam lebih disukai oleh Allah di hari korban selain dari mengalirkan darah (menyembelih qurban). Sesungguhnya korbannya itu di hari kiamat akan datang menyertai bani Adam dengan tanduk-tanduknya, bulunya dan kuku-kukunya. Dan darah qurban tersebut akan menetes di suatu tempat (yang diridlai) Allah sebelum menetes ke bumi, maka relakanlah korban itu.” (HR.Tirmidzi)(7) “Tidak ada hari2 yg pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama di bulan #Dzulhijjah” (HR Bukhori)
(8) "Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang menikmati jamuan-Mu di hari-hari yang baik ini. Hari-hari 10 awal bulan #Dzulhijjah". Amin.
Bab Udhhiyah (Kurban)
1. PENGERTIAN UDHHIYAH
Udhhiyah ialah binatang ternak yang disembelih pada hari raya haji dan pada hari-hari tasyrik demi mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
2. HUKUM UDHHIYAH
Hukumnya wajib atas orang yang mampu berkurban. Rasulullah saw menegaskan:
“Barangsiapa mempunyai kemampuan, namun ia tidak (mau) berkurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekat ke mushalla kami.” (Hasan: Shahih Ibnu Majah no: 2532 dan Ibnu Majah II: 1044 no: 3132).
Dalam kitab As-Sailul Jarrar disebutkan:
Wajhul istidlal (arah pengambilan dalil) dengan hadits di atas, yaitu bahwa tatkala Nabi saw melarang orang yang mampu berkurban mendekat ke mushalla bila ia tidak mau berkurban, hal tersebut menunjukkan bahwa ia telah meninggalkan suatu kewajiban. Maka seolah-olah sama sekali tak ada faedahnya bagi seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah dengan mengerjakan shalat (Ied) namun meninggalkan kewajiban ini.
Dari Mukhaffif bin Sulaim ra, ia berkata: Kami pernah wukuf di Arafah di dekat Nabi saw. Beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya setiap ahli bait dalam setiap tahun wajib berkurban dan harus menyembelih binatang untuk bulan Rajab. Tahukah kalian, apa itu penyembelihan binatang untuk bulan Rajab? Yaitu penyembelihan binatang yang oleh orang-orang disebut rajabiyah.” (Hasan: Shahih Ibnu Majah no: 2533, Tirmidzi III: 37 no: 1555, ‘Aunul Ma’bud VII: 481 no: 2771, Ibnu Majah II: 1045 no: 3125 dan Nasa’i VII: 167).
Kemudian penyembelihan untuk bulan Rajab dihapus oleh sabda Nabi saw:
Minggu, 07 Oktober 2012
Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku.....
Menuntut ilmu agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama”
(HR. Bukhari-Muslim). Hal ini dikarenakan dengan menuntut ilmu agama
seseorang akan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat baginya untuk
melakukan amal shalih.
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hudaa dan dinul haq” [At Taubah: 33]. Dan hudaa di sini adalah ilmu yang bermanfaat, dan maksud dinul haq di sini adalah amal shalih. Selain itu, Allah Ta’ala pernah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan ilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah (Wahai Muhammad), Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku” [Thaha: 114]. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabinya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan terhadap sesuatu, kecuali ilmu” [Fathul Baari, 187/1]. Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memberi nama majlis ilmu agama dengan ‘Riyadhul Jannah’ (Taman Surga). Beliau juga memberi julukan kepada para ulama sebagai ‘Warotsatul Anbiyaa’ (Pewaris Para Nabi).
Dari sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang pertama yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang kedua yaitu orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah, semisal orang-orang Yahudi dan pengikut mereka.
Jenis yang ketiga yaitu orang yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, semisal orang-orang Nashrani dan para pengikut mereka.
Ketiga jenis manusia ini tercakup dalam surat Al Fatihah yang senantiasa kita baca setiap rakat dalam shalat kita,yang artinya: ”Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat” [Al Fatihah: 6 - 7].
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Firman Allah Ta’ala (yang artinya) ‘bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat’, yang dimaksud orang yang dimurkai di sini adalah para ulama yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu. Apapun yang pertama, adalah sifat Yahudi. Dan yang kedua adalah sifat Nashrani. Namun kebanyakan orang jika melihat tafsir ayat ini mereka mengira bahwa sifat ini khusus bagi Yahudi dan Nashrani saja, padahal ia membaca bahwa Rabb-nya memerintahkan untuk membaca doa tersebut dan berlindung dari jalannya orang-orang yang bersifat demikian. Subhanallah! Bagaimana mungkin Allah mengabarkan sesuatu dan memilah sesuatu serta memerintahkan untuk selalu berdoa jika tidak ada maksud untuk memberi peringatan atau memberi gambaran keburukan mereka untuk dijauhi. Hal ini termasuk perbuatan berprasangka buruk terhadap Allah. (Karena mengira bahwa firman Allah tersebut tidak ada faedahnya -pent.)”. (Lihat Tarikh Najdi, Ibnu Ghonam)
Dan beliau juga menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya membaca surat Al Fatihah dalam tiap rakaat shalat kita, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu sebuah rahasia yang agung. Secara ringkas rahasia dari doa tersebut adalah harapan agar Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk kepada jalannya orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Juga harapan agar Allah Ta’ala menjaga kita dari jalannya orang-orang yang binasa, yaitu orang-orang yang berlebihan dalam amal shalih saja atau berlebihan dalam ilmu saja.
Kemudian, ketahuilah wahai pembaca yang budiman, ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits, dengan bantuan para pengajar, juga dengan bantuan kitab-kitab tafsir Al Qur’an dan kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab fiqih, kitab nahwu, dan kitab bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur’an. Semua kitab ini adalah gerbang untuk memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Wahai saudaraku, agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Agar penghasilanmu halal, makananmu halal sehingga doamu dapat dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Semua ini adalah hal-hal yang mempelajarinya adalah kebutuhan bagimu. Semua ini akan mudah dijalani, dengan izin Allah, bila benar tekadmu dan bersih niatmu.
Maka bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan para ulama. Tanyakanlah kepada mereka tentang hal-hal yang membuatmu bingung, dan temukan jawaban tentang hukum-hukum agamamu. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau di tempat lain, atau mendengarkan program-program Islami dari siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan agama, jika engkau bersemangat terhadap semua media-media yang bermanfaat ini, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan teranglah penglihatanmu.
Dan jangan lupa saudaraku, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu. Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu, ia juga merupakan hadiah yang paling layak untuk diperlombakan bagi orang-orang yang berakal. Ilmu akan menghidupkan hati dan mensucikan amal.
Allah Ta’ala telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9]. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al Mujaadalah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang berilmu yang digandengkan dengan iman. Kemudian setelah itu Allah mengabarkan Ia Maha Mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Maka di sini terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ilmu harus digandengkan dengan amal, dan juga harus bersandar pada iman dan muqorobah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[Diterjemahkan dari muqoddimah kitab “Al Mulakhos Al Fiqhiy”, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan]
Dari artikel Bersemangatlah Menuntut Ilmu Agama — Muslim.Or.Id by null
Menuntut ilmu agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama” (HR. Bukhari-Muslim). Hal ini dikarenakan dengan menuntut ilmu agama seseorang akan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat baginya untuk melakukan amal shalih.
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hudaa dan dinul haq” [At Taubah: 33]. Dan hudaa di sini adalah ilmu yang bermanfaat, dan maksud dinul haq di sini adalah amal shalih. Selain itu, Allah Ta’ala pernah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan ilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah (Wahai Muhammad), Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku” [Thaha: 114]. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabinya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan terhadap sesuatu, kecuali ilmu” [Fathul Baari, 187/1]. Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memberi nama majlis ilmu agama dengan ‘Riyadhul Jannah’ (Taman Surga). Beliau juga memberi julukan kepada para ulama sebagai ‘Warotsatul Anbiyaa’ (Pewaris Para Nabi).
Dari sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang pertama yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang kedua yaitu orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah, semisal orang-orang Yahudi dan pengikut mereka.
Jenis yang ketiga yaitu orang yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, semisal orang-orang Nashrani dan para pengikut mereka.
Ketiga jenis manusia ini tercakup dalam surat Al Fatihah yang senantiasa kita baca setiap rakat dalam shalat kita,yang artinya: ”Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat” [Al Fatihah: 6 - 7].
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Firman Allah Ta’ala (yang artinya) ‘bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat’, yang dimaksud orang yang dimurkai di sini adalah para ulama yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu. Apapun yang pertama, adalah sifat Yahudi. Dan yang kedua adalah sifat Nashrani. Namun kebanyakan orang jika melihat tafsir ayat ini mereka mengira bahwa sifat ini khusus bagi Yahudi dan Nashrani saja, padahal ia membaca bahwa Rabb-nya memerintahkan untuk membaca doa tersebut dan berlindung dari jalannya orang-orang yang bersifat demikian. Subhanallah! Bagaimana mungkin Allah mengabarkan sesuatu dan memilah sesuatu serta memerintahkan untuk selalu berdoa jika tidak ada maksud untuk memberi peringatan atau memberi gambaran keburukan mereka untuk dijauhi. Hal ini termasuk perbuatan berprasangka buruk terhadap Allah. (Karena mengira bahwa firman Allah tersebut tidak ada faedahnya -pent.)”. (Lihat Tarikh Najdi, Ibnu Ghonam)
Dan beliau juga menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya membaca surat Al Fatihah dalam tiap rakaat shalat kita, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu sebuah rahasia yang agung. Secara ringkas rahasia dari doa tersebut adalah harapan agar Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk kepada jalannya orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Juga harapan agar Allah Ta’ala menjaga kita dari jalannya orang-orang yang binasa, yaitu orang-orang yang berlebihan dalam amal shalih saja atau berlebihan dalam ilmu saja.
Kemudian, ketahuilah wahai pembaca yang budiman, ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits, dengan bantuan para pengajar, juga dengan bantuan kitab-kitab tafsir Al Qur’an dan kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab fiqih, kitab nahwu, dan kitab bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur’an. Semua kitab ini adalah gerbang untuk memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Wahai saudaraku, agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Agar penghasilanmu halal, makananmu halal sehingga doamu dapat dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Semua ini adalah hal-hal yang mempelajarinya adalah kebutuhan bagimu. Semua ini akan mudah dijalani, dengan izin Allah, bila benar tekadmu dan bersih niatmu.
Maka bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan para ulama. Tanyakanlah kepada mereka tentang hal-hal yang membuatmu bingung, dan temukan jawaban tentang hukum-hukum agamamu. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau di tempat lain, atau mendengarkan program-program Islami dari siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan agama, jika engkau bersemangat terhadap semua media-media yang bermanfaat ini, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan teranglah penglihatanmu.
Dan jangan lupa saudaraku, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu. Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu, ia juga merupakan hadiah yang paling layak untuk diperlombakan bagi orang-orang yang berakal. Ilmu akan menghidupkan hati dan mensucikan amal.
Allah Ta’ala telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9]. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al Mujaadalah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang berilmu yang digandengkan dengan iman. Kemudian setelah itu Allah mengabarkan Ia Maha Mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Maka di sini terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ilmu harus digandengkan dengan amal, dan juga harus bersandar pada iman dan muqorobah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[Diterjemahkan dari muqoddimah kitab “Al Mulakhos Al Fiqhiy”, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan]
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hudaa dan dinul haq” [At Taubah: 33]. Dan hudaa di sini adalah ilmu yang bermanfaat, dan maksud dinul haq di sini adalah amal shalih. Selain itu, Allah Ta’ala pernah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan ilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah (Wahai Muhammad), Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku” [Thaha: 114]. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabinya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan terhadap sesuatu, kecuali ilmu” [Fathul Baari, 187/1]. Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memberi nama majlis ilmu agama dengan ‘Riyadhul Jannah’ (Taman Surga). Beliau juga memberi julukan kepada para ulama sebagai ‘Warotsatul Anbiyaa’ (Pewaris Para Nabi).
Dari sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang pertama yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang kedua yaitu orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah, semisal orang-orang Yahudi dan pengikut mereka.
Jenis yang ketiga yaitu orang yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, semisal orang-orang Nashrani dan para pengikut mereka.
Ketiga jenis manusia ini tercakup dalam surat Al Fatihah yang senantiasa kita baca setiap rakat dalam shalat kita,yang artinya: ”Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat” [Al Fatihah: 6 - 7].
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Firman Allah Ta’ala (yang artinya) ‘bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat’, yang dimaksud orang yang dimurkai di sini adalah para ulama yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu. Apapun yang pertama, adalah sifat Yahudi. Dan yang kedua adalah sifat Nashrani. Namun kebanyakan orang jika melihat tafsir ayat ini mereka mengira bahwa sifat ini khusus bagi Yahudi dan Nashrani saja, padahal ia membaca bahwa Rabb-nya memerintahkan untuk membaca doa tersebut dan berlindung dari jalannya orang-orang yang bersifat demikian. Subhanallah! Bagaimana mungkin Allah mengabarkan sesuatu dan memilah sesuatu serta memerintahkan untuk selalu berdoa jika tidak ada maksud untuk memberi peringatan atau memberi gambaran keburukan mereka untuk dijauhi. Hal ini termasuk perbuatan berprasangka buruk terhadap Allah. (Karena mengira bahwa firman Allah tersebut tidak ada faedahnya -pent.)”. (Lihat Tarikh Najdi, Ibnu Ghonam)
Dan beliau juga menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya membaca surat Al Fatihah dalam tiap rakaat shalat kita, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu sebuah rahasia yang agung. Secara ringkas rahasia dari doa tersebut adalah harapan agar Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk kepada jalannya orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Juga harapan agar Allah Ta’ala menjaga kita dari jalannya orang-orang yang binasa, yaitu orang-orang yang berlebihan dalam amal shalih saja atau berlebihan dalam ilmu saja.
Kemudian, ketahuilah wahai pembaca yang budiman, ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits, dengan bantuan para pengajar, juga dengan bantuan kitab-kitab tafsir Al Qur’an dan kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab fiqih, kitab nahwu, dan kitab bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur’an. Semua kitab ini adalah gerbang untuk memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Wahai saudaraku, agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Agar penghasilanmu halal, makananmu halal sehingga doamu dapat dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Semua ini adalah hal-hal yang mempelajarinya adalah kebutuhan bagimu. Semua ini akan mudah dijalani, dengan izin Allah, bila benar tekadmu dan bersih niatmu.
Maka bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan para ulama. Tanyakanlah kepada mereka tentang hal-hal yang membuatmu bingung, dan temukan jawaban tentang hukum-hukum agamamu. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau di tempat lain, atau mendengarkan program-program Islami dari siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan agama, jika engkau bersemangat terhadap semua media-media yang bermanfaat ini, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan teranglah penglihatanmu.
Dan jangan lupa saudaraku, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu. Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu, ia juga merupakan hadiah yang paling layak untuk diperlombakan bagi orang-orang yang berakal. Ilmu akan menghidupkan hati dan mensucikan amal.
Allah Ta’ala telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9]. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al Mujaadalah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang berilmu yang digandengkan dengan iman. Kemudian setelah itu Allah mengabarkan Ia Maha Mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Maka di sini terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ilmu harus digandengkan dengan amal, dan juga harus bersandar pada iman dan muqorobah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[Diterjemahkan dari muqoddimah kitab “Al Mulakhos Al Fiqhiy”, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan]
Dari artikel Bersemangatlah Menuntut Ilmu Agama — Muslim.Or.Id by null
Menuntut ilmu agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan, akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama” (HR. Bukhari-Muslim). Hal ini dikarenakan dengan menuntut ilmu agama seseorang akan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat baginya untuk melakukan amal shalih.
Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hudaa dan dinul haq” [At Taubah: 33]. Dan hudaa di sini adalah ilmu yang bermanfaat, dan maksud dinul haq di sini adalah amal shalih. Selain itu, Allah Ta’ala pernah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan ilmu, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Katakanlah (Wahai Muhammad), Ya Rabb, tambahkanlah ilmuku” [Thaha: 114]. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Ayat ini adalah dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena Allah Ta’ala tidak pernah memerintahkan Nabinya Shalallahu’alaihi Wasallam untuk meminta tambahan terhadap sesuatu, kecuali ilmu” [Fathul Baari, 187/1]. Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memberi nama majlis ilmu agama dengan ‘Riyadhul Jannah’ (Taman Surga). Beliau juga memberi julukan kepada para ulama sebagai ‘Warotsatul Anbiyaa’ (Pewaris Para Nabi).
Dari sisi keilmuan dan pengamalan terhadap ilmu, manusia terbagi menjadi 3 jenis:
Jenis yang pertama yaitu orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya. Mereka ini adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk menempuh shiratal mustaqim, yaitu jalan yang lurus yang telah ditempuh oleh para nabi, orang-orang jujur, pada syuhada, dan orang-orang shalih. Dan merekalah teman yang terbaik.
Jenis yang kedua yaitu orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai oleh Allah, semisal orang-orang Yahudi dan pengikut mereka.
Jenis yang ketiga yaitu orang yang beramal tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, semisal orang-orang Nashrani dan para pengikut mereka.
Ketiga jenis manusia ini tercakup dalam surat Al Fatihah yang senantiasa kita baca setiap rakat dalam shalat kita,yang artinya: ”Ya Rabb, tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat” [Al Fatihah: 6 - 7].
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: “Firman Allah Ta’ala (yang artinya) ‘bukan jalannya orang yang Engkau murkai dan bukan jalannya orang-orang yang sesat’, yang dimaksud orang yang dimurkai di sini adalah para ulama yang tidak mengamalkan ilmu mereka. Dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu. Apapun yang pertama, adalah sifat Yahudi. Dan yang kedua adalah sifat Nashrani. Namun kebanyakan orang jika melihat tafsir ayat ini mereka mengira bahwa sifat ini khusus bagi Yahudi dan Nashrani saja, padahal ia membaca bahwa Rabb-nya memerintahkan untuk membaca doa tersebut dan berlindung dari jalannya orang-orang yang bersifat demikian. Subhanallah! Bagaimana mungkin Allah mengabarkan sesuatu dan memilah sesuatu serta memerintahkan untuk selalu berdoa jika tidak ada maksud untuk memberi peringatan atau memberi gambaran keburukan mereka untuk dijauhi. Hal ini termasuk perbuatan berprasangka buruk terhadap Allah. (Karena mengira bahwa firman Allah tersebut tidak ada faedahnya -pent.)”. (Lihat Tarikh Najdi, Ibnu Ghonam)
Dan beliau juga menjelaskan tentang hikmah diwajibkannya membaca surat Al Fatihah dalam tiap rakaat shalat kita, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, yaitu sebuah rahasia yang agung. Secara ringkas rahasia dari doa tersebut adalah harapan agar Allah Ta’ala memberikan kita petunjuk kepada jalannya orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Juga harapan agar Allah Ta’ala menjaga kita dari jalannya orang-orang yang binasa, yaitu orang-orang yang berlebihan dalam amal shalih saja atau berlebihan dalam ilmu saja.
Kemudian, ketahuilah wahai pembaca yang budiman, ilmu yang bermanfaat itu di ambil dari Al Qur’an dan hadits, dengan bantuan para pengajar, juga dengan bantuan kitab-kitab tafsir Al Qur’an dan kitab syarah (penjelasan) hadits, kitab fiqih, kitab nahwu, dan kitab bahasa arab yang merupakan bahasa Al Qur’an. Semua kitab ini adalah gerbang untuk memahami Al Qur’an dan Sunnah.
Wahai saudaraku, agar amalmu termasuk amal shalih, wajib bagimu untuk mempelajari hal-hal pokok yang menegakkan agamamu. Seperti mempelajari tentang shalat, puasa, haji, zakat, juga mempelajari perkara muamalah yang engkau butuhkan. Agar engkau dapat mengambil yang boleh saja dan tidak terjerumus pada hal yang diharamkan oleh Allah Ta’ala. Agar penghasilanmu halal, makananmu halal sehingga doamu dapat dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Semua ini adalah hal-hal yang mempelajarinya adalah kebutuhan bagimu. Semua ini akan mudah dijalani, dengan izin Allah, bila benar tekadmu dan bersih niatmu.
Maka bersemangatlah membaca kitab-kitab yang bermanfaat, dan berkonsultasilah dengan para ulama. Tanyakanlah kepada mereka tentang hal-hal yang membuatmu bingung, dan temukan jawaban tentang hukum-hukum agamamu. Hal ini bisa dilakukan dengan menghadiri pengajian-pengajian yang diadakan di masjid atau di tempat lain, atau mendengarkan program-program Islami dari siaran radio, atau membaca majalah atau buletin yang membahas permasalahan agama, jika engkau bersemangat terhadap semua media-media yang bermanfaat ini, tentu bersinarlah cahaya ilmu bagimu dan teranglah penglihatanmu.
Dan jangan lupa saudaraku, ilmu itu akan disucikan dengan amal. Jika engkau mengamalkan apa yang telah engkau ilmui, maka Allah Ta’ala akan menambahkan ilmu bagimu. Sebagaimana peribahasa orang arab “Orang yang mengamalkan apa yang telah ia ilmui, maka Allah akan mewarisinya ilmu yang belum ia ilmui”. Peribahasa ini dibenarkan oleh firman Allah Ta’ala yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan membuatmu berilmu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [Al Baqarah: 272]
Ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu, ia juga merupakan hadiah yang paling layak untuk diperlombakan bagi orang-orang yang berakal. Ilmu akan menghidupkan hati dan mensucikan amal.
Allah Ta’ala telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan mengangkat derajat mereka dalam Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran” [Az Zumar: 9]. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Allah telah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dari kalian beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Al Mujaadalah: 11]. Allah Ta’ala telah menjelaskan keistimewaan orang-orang berilmu yang digandengkan dengan iman. Kemudian setelah itu Allah mengabarkan Ia Maha Mengetahui atas apa yang kita kerjakan. Maka di sini terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ilmu harus digandengkan dengan amal, dan juga harus bersandar pada iman dan muqorobah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
[Diterjemahkan dari muqoddimah kitab “Al Mulakhos Al Fiqhiy”, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan]
Senin, 01 Oktober 2012
Novel Islami karya salah satu Pengurus Rumah Qur'an ^_^
Cinta dan Hidayah_Nya
Semerbak wangi kesejukan embun di
atas dedaunan , terhirup segar saat seorang akhwat
membuka jendela . Saat itu , waktu masih menunjukan pukul 04.00 pagi . Semilir
angin nan lembut menerpa wajah yang begitu ayu dan kerudung putihnya. Dia
begitu menikmati indahnya pagi setelah dia menghabiskan sepertiga malamnya
dengan-Nya.
Matanya terpusat pada satu bunga
berwarna putih . Namun pikirannya entah menerawang ke arah mana . Lalu tak lama
dia sedang termenung , terdengar suara hangat memanggilnya .
“Muth…Muth…sudah bangun ? “ Tanya
ibunya.
“Ya , Bu… Udah ko . Lagi nunggu
adzan Subuh .” Jawab Muth dengan halus .
“Ya sudah , ibu pergi ke pasar dulu yah . Nanti selesai
shalat Subuh beres-beres ya! “ Perintah sang ibu.
Muth hanya menganggukan kepala tanda
dia tidak keberatan dengan tugas itu . Sudah menjadi suatu kebiasaan sebelum
berangkat sekolah Muth beres-beres rumah terlebih dahulu.
Muth merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara . Namun di rumahnya seolah–olah dia adalah anak pertama . Sebab
hampir semua pekerjaan rumah dia kerjakan . Kakaknya sudah menikah dantinggal
bersama suaminya . Adiknya masih duduk di bangku sekolah dasar dan ayahnya
bekerja jualan buah-buahan di pasar bersama ibunya.
Walau dengan keadaan keluarga yang serba kekurangan dia tidak pernah mengeluh pada siapapun ,
apalagi pada Sang Pencipta. Tak pernah tersirat wajah bertekuk dalam harinya .
Selalu dia tebar salam dan senyum kepada semua temannya .
Semua pekerjaan rumah sudah terselesaikan
. Adiknya sudah berangkat sekolah sebelum pekerjaan rumah selesai . Muth juga
sudah siap untuk berangkat . Dia melangkahkan kaki kanannya terlebih dahulu
dengan ucapan bismillah . Dengan
senyuman , dia berdo’a pada Allah , semoga hari ini lebih baik dari hari
kemarin .
Di perjalanan menuju sekolah , dia
bertemu dengan Indah , temannya.
“Assalamu’alaikum…” Salam Muth
sambil mengulurkan tangan.
“wa’alaikumussalam …” Jawab Indah
dan menggapai tangan Muth.
“Ehm.. kayanya ada yang beda nih ? “
Kata Muth dengan kata menggoda.
“Hah ? Apa ? Perasaan biasa aja deh
… “
“Ah,yang bener. Tuh mahkota sekarang
lebih bersinar .”
“Maksudnya ? “
“Itu,kerudungnya. Kamu lebih cantik
dengan kerudungmu .”
“Oh…he..he.. Sedang belajar Muth .
Inikan saran kamu .”
“Ya,deh. Semoga istiqomah yah. “
“Insya Allah …Yu, jalan lagi ah!! “
Setiap hari mereka berangkat bersama
. Karena mereka sekolah di tempat yang sama yaitu di SMA Bakti Negeri . Jarak
antara sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh . Jadi , tanpa menggunakan
kendaraan pun mereka dapat sampai ke sekolah .
Tak terasa , mereka sudah sampai di
sekolah . Sekolah yang keaadan saat itu masih sepi membuat langkah terasa
begitu luas . Tadi , di depan kelas X-6 , Muth dan Indah berpisah karena mereka
berbeda kelas . Muth di kelas XII IPA 4 dan Indah di kelas XII IPS 1.
Muth berjalan ke kelas sendirian .
Namun , tanpa disadarinya ada seorang ikhwan
yang memperhatikan dari arah kejauhan . Setiap hari ikhwan tersebut menyempatkan diri untuk memperhatikan Muth .
Sampai-sampai dia hamper seluruhnya tahu kegiatan yang dilakukan Muth di
sekolah .
Dia begitu mengagumi sosok bidadari
dambaannya. Dia cari-cari informasi tentang asal-usul Muth dari berasal
keluarga apa , alamatnya di mana , dan segalanya , dia terus mencari tahu .
“Muthaharoh Istiqomah . Aku di sini
mengharapkanmu . Tapi, aku tahu untuk saat ini , tak mungkin kamu tahu apa yang
ada di dalam hatiku . Allah telah menciptakanmu dengan begitu indah . Semoga
engkau bisa menjadi salahsatu hidayah untukku
. “ Katanya dalam hati dengan mata yang tak lepas dari Muth .
Muth memasuki kelas . Langkahnya
terhenti tepat di depan papan tulis .
Dia begitu kaget dengan apa yang dilihatnya . Dia melihat sosok dirinya sendiri
di papan tulis tersebut . Sebuah gambar akhwat
berjilbab yang begitu menawan bertuliskan namanya .
Selama beberapa saat , dia hanya
memperhatikan gambar tersebut . Perasaannya begitu campur aduk antara terharu ,
bahagia , dan penasaran . Muth begitu penasaran dengan orang yang menggambar
dirinya . Dia bingung karena di kelasnya belum ada satu orang pun yang datang
kecuali dirinya .
Tiba-tiba terdengar suara langkah
kaki menuju kelasnya . Muth buru-buru menghapus gambar tersebut . Belum selesai
Muth menghapus gambar tadi , Reza sudah memasuki kelas .
“Assalamu’alaikum…” Sapa Reza.
“Wa’alaikumussalam…” Jawab Muth
sambil sibuk menghapus papan tulis .
“Muth , sedang ngapain ? Rajin amat
.”
“Hmm,nggak ko . Lagi piket aja . “
“Piket ??Perasaan hari ini kamu gak
ada jadwal deh . “
“Emm,ya pengen aja piket , biar
bersih . “ Jawab Muth serba salah .
“Ya Allah , maafkan hamba . “ Kata Muth dalam hati .
“Oh iya Muth , PR Matematika udah
belum ? Ajarin dong ! Gak ngerti nih . “ Kata Reza .
“Oh…. Alhamdulillah sudah . Nomor berapa yang gak ngertinya ? “
“Bentar-bentar . “ Kata Reza sambil
mengambil buku dari tasnya .
“Ini nih, nomor 4 . Susah cari x-nya .”
“Oh…”
“Sini dong , ajarin ! Kamu mau
berdiri di situ aja ? “
“Dari sini aja deh . Gak enak . “
“Gak enak gimana ? “
“Za,,kita ini bukan muhrim . Gak
baik loh dekat-dekatan .
Apalagi di sini kita Cuma berdua . ” Jelas
Muth penuh senyuman .
“Oh… ngerti deh, Bu Ustadzah . “ Goda Reza .
“Aamiin…aamiin…
Ya udah ,sebutin aja soalnya , nantiaku jelasin di papan tulis . “
“Ok . Soalnya matriks A adalah
matriks berordo 2 x 2 yaitu 3 , -x dan 6
, 8. Diketahui determinannya sama dengan nol . Berapakah nilai x ? “
“Uhmm… gini nih caranya ……”
Muth menjelaskan di papan tulis
dengan lambat namun jelas . Reza tidak memperhatikan apa yang dijelaskan Muth .
Malah dia memperhatikan sosok bidadari idamannya itu .
Awalnya dia sedikit kecewa pada
bidadarinya itu . Karena dia menghapus gambar indah tadi di papan tulis . Namun
, kecewanya kini terobati . Karena sosok bidadarinya saat ini ada di hadapannya
, bukan sekedar gambar di papan tulis .
“Ngerti gak ? “ Tanya Muth sambil
menolehkan muka .
“Ah…apa-apa ? “ Jawab Reza yang baru
terbangun dari lamunannya .
“Ngerti gak ? “ Ulang Muth .
“Maaf Muth , belum ngerti . “ Jawab
Reza sambil garuk-garuk kepala .
“Ya sudah,aku ulang ya .
Pertama kita tulis dulu rumus determinannya
yaitu ad-bc , lalu…..”
Penjelasan Muth terpotong , karena
ada seseorang yang datang .
“Ehm…ehm… lagi ngapain kalian ? “
Tanya Jimmy yang datang dengan tiga teman laki-lakinya dan dua orang perempuan
.
“Oh…ini , kita lagi belajar
Matematika . “ Jawab Reza .
“Oh…kirain pacaran .” Goda Jimmy .
“Ah…kamu Jim . Masa seorang Muth ,
pacaran dengan cowok kaya dia . Gak mungkin. “ Kata Sams , salahsatu teman
Jimmy .
“Maksud kamu apa ? Aku gak pantes
gitu sama Muth ? “ Kata Reza dengan marah .
“Hey…sudah-sudah. Kalian ini kenapa
? Aku dan Reza lagi ngebahas PR Matematika . Diantara kami tidak ada hubungan
apa-apa . “ Jelas Muth tanpa meninggikan suaranya .
“Ok…Ok…” Jawab Sams.
Percekcokan pun berhenti . Jimmy and
the genk duduk di bangku masing-masing . Muth pun duduk di bangkunya yang tepat
ada di hadapan bangku Reza .
“Maaf ya Muth . “ Kata Reza .
“Gak apa-apa . “ Jawab Muth ditambah
senyuman yang menawan .
“Ya Allah , bidadari ini semakin
cantik saja kalau tersenyum . “ Gerutu Reza dalam hati .
Kelas semakin penuh . Sebentar lagi
bel tanda masuk akan berbunyi .
*
* *
Saat jam istirahat, Muth tidak seperti siswa
yang lainnya. Setiap istirahat dia mengunjungi mushola untuk shalat dhuha.
Selain itu juga, dia termasuk anggota rohis yang cukup aktif.
Tidak hanya sendiri,
Muth dengan tiga kawannya, Farah, Dina dan Sasa bersama-sama mengunjungi
mushola. Mereka juga termasuk anggota rohis. Diantara mereka, Muth lah yang
paling orang-orang dan khususnya anggota rohis segani. Muth menjabat sebagai
ketua akhwat. Dia begitu bijaksana dalam memecahkan masalah . Sehingga , tidak hanya anak rohis yang
resfect padanya tapi hampir semua siswa yang mengenalnya.
“Muth, emang benar ya,
Reza mau masuk rohis?” tanya Sasa setelah selesai shalat dhuha.
“Apa? Aku kok baru tahu
ya?”
Reza gak bilang apa-apa
ke aku.” Jawab Muth.
“Aku juga baru denger
tadi, dari akhi Dimas. Katanya nanti latihan besok, dia mau ikut.” Jelas Sasa.
“Oh… Alhamdulillah kalau begitu.” Jawab Muth.
“Emang menurut kamu,
dia pantas masuk rohis? Timpal Farah seenaknya.
Farah ini emang rohis
yang agak aneh. Dia terkadang ceplas-ceplos kalau bicara. Sering menyakiti hati
orang yang menjadi lawan bicaranya. Namun, setelah itu dia bercanda-canda lagi.
Membuat orang tertawa. Jadi, tak heran kalau ada Farah pasti di mushola
berisik.
“Hush…. Jangan begitu.
Harusnya kita
bersyukur. Mungkin aja dia mau berubah.” Kata Muth
“Semoga aja deh.” Jawab
Farah ketus.
Bel masuk berbunyi.
Mereka kembali ke kelas masing-masing.
* * *
Saat pulang sekolah,
Muth menunggu Indah di depan gerbang. Tapi, yang ditunggu belum juga datang.
Cuaca saat itu agak panas. Ditambah panas dengan semua pemandangan yang ada.
Di sekelilingnya,
siswa-siswa berhamburan dan berbauran. Tak ada hijab yang membatasi mereka.
Antara mereka yang bukan muhrim saling pegangan tangan, boncengan, berdua dan
ada juga yang mojok di kelas.
Sering dia menggerutu
pada dirinya sendiri atas keadaan semua ini. “Apakah ini kehidupan remaja Islam
saat ini?” tanyanya pada hatinya sendiri. Muth tak mampu berbuat apa-apa. Hanya
do’a yang selalu dia mohonkan pada Allah untuk memberikan hidayah pada mereka
semua.
Semaksimal mungkin dia
sering syiar dan dakwah, di kegiatan rohis ataupun OSIS. Kadang dia membentuk
khalaqah kecil-kecilan. Tapi, baru beberapa hari siswa-siswinya semakin
menyusut jumlahnya. “Kenapa dalam setiap kegiatan yang berbau kebaikan jumlah
orang yang berpartisipasinya hanya sedikit?”
Tak lama kemudian,
orang yang ditunggu pun datang. Indah berlari-lari menghampiri Muth.
“Muth, afwan jiddan lama menunggu. Tadi ada
kasus sebentar di OSIS.” Jelas Indah dengan nafas tersenggal-senggal.
“Kasus ? Kasus apa?”
tanya Muth
“Itu, Reza.” Kata Indah
tak selesai
“Reza? Ada apa?” tanya
Muth keheranan
“Tadi, Reza kepergok
berduaan dengan Sinta di kamar mandi oleh salah satu anggota OSIS.”
“Apa? Gak mungkin,
Ndah. Reza gak seperti itu.”
“Aku juga gak tahu
pasti. Sekarang Reza sedang menghadap Pak Mirza.”
“Ya Allah…. Ada apa
lagi dengan Reza?”
desahnya.
* * *
Sang raja merah sudah
membagikan rahmat-Nya ke seluruh penjuru dunia. Embun pagi memantulkan
cahayanya. Terdengar suara gemericik air nan berirama. Sayup-sayup terdengar
kicauan burung bernyanyi. Nampaknya hari ini adalah hari yang begitu cerah.
Secerah hari, secerah
hati. Muth berangkat dengan penuh keceriaan. Seperti biasa, Muth menunggu Indah
di persimpangan jalan. Namun, keceriaannya sedikit luntur setelah melihat
keadaan Indah. “Ya Allah …” desah Muth dalam hati.
Indah kembali tidak
memakai jilbab. Dia kembali seperti Indah yang dulu. Indah yang memakai rok
pendek di atas lutut, baju ketat pas-pasan, rambut digeray dibiarkan diterpa
angin dan cahaya matahari.
Indah menyadari
kekagetan Muth,
Indah langsung bicara.
“Muth, maafkan aku ya‼
Aku belum bisa istiqamah….”
“Emang kenapa? Bajumu
basah?”
“Oh…enggak.
Tapi….tapi…”
“Tapi, kenapa? Ada
masalah?
“Heuh… gak ada kok.”
Jawab Indah menutupi.
“Gak usah bohong.
Bohong itu dosa loh… he…” gurau Muth.
Indah melangkahkan
kakinya. Muth berusaha mengikutinya. Lalu, sambil berjalan Muth kembali
bertanya, sebenarnya ada apa. Tapi, tetap Indah tidak menjawab.
Mereka pun sudah tiba
di sekolah. Indah berjalan menuju kelasnya tanpa pamitan pada Muth. Muth
bingung dengan sikap Indah hari ini. Muth berjalan menyusuri koridor sambil
memikirkan Indah. Di kepalanya penuh tanda tanya tentang semua itu. Namun tiba-tiba
dia dikagetkan oleh Reza..
“Hey….ngelamun teruz.” Teriak
Reza sambil menepuk bahu Muth. Dengan sigap Muth langsung melepas genggaman
Reza.
“Afwan….” Kata Muth
“Eh….eh…. maaf-maaf.
Gak ada maksud ko.”
Muth tak menjawab
perkataan Reza lagi. Dia langsung jalan kembali menuju kelasnya. Reza langsung
mengejarnya.
“Muth, kamu marah?”
“Apa? Enggak ko.”
“Terus kenapa? Ada
masalah dengan peganganku tadi? Maafin aku ya!”
“Ya… ya dimaafin.”
“Emang ada apa sih, ko
kayaknya sekarang ini kamu beda?”
“Beda? Ah … enggak.
Biasa aja.”
“Emm … can I help you?”
“No, you can not, he …
udah ah … gak ada apa-apa ko.”
“Yo wish lah. Kalau nda
mau cerita.”
Muth hanya menjawabnya
dengan senyuman. Reza kembali berdebar-debar melihat senyuman bidadarinya itu.
* * *
Saat jam istirahat
pertama, setelah shalat dhuha, Muth dan Farah mengunjungi perpustakaan.
Melihat Muth dan Farah
menuju perpustakaan, Reza buru-buru menghampirinya. Dengan ucapan salam Reza
berusaha bergabung dengan mereka. Seperti biasa Muth hanya tersenyum sedangkan
Farah ketus menjawab salamnya. Melihat sikap Farah, Muth tertawa kecil. Lalu
teringat kejadian kemarin.
“Oiya Za, kemarin
katanya….?” Pertanyaan Muth belum selesai, Reza langsung menjawab.
“Jangan percaya Muth.
Please, believe me!”
“Huh … sok Inggris.”
Timpal Farah
“Eh, serius. Kemarin
aku dijebak sama Jimmy.”
“Apa ? Jimmy? Emang ada
masalah apa?” tanya Muth heran.
“Kemarin aku tuh
mergoki dia dengan cewek lagi berdua-duaan di belakang WC. Lalu aku berniat
melaporkan hal itu pada Pak Mirza. Tapi saat aku baru mau melangkah, Sams dan
Jon langsung memukul dan menyeretku masuk WC. Lalu tiba-tiba Sinta masuk dan mengunci pintu itu.
Dia mengancam akan berteriak diperkosa jika aku keluar dari WC. Ya sudah aku
diam saja. Eh … gak nyangkanya, mereka lapor anak OSIS. Anak OSIS nyangkanya
aku yang salah.” Jelas Reza dengan mimik yang meyakinkan.
Mendengar itu, Farah
hanya mengangguk-ngangguk tanda mengerti.
“Siapa akhwat yang bersama Jimmy?’ tanya Muth.
“Maaf, Muth sebelumnya
… cewek itu teman kamu.”
“Siapa?” Muth tambah
kaget
“Eumm …. In….dah.”
jawab Reza.
“Apa?” kaget Muth dan
Farah berbarengan.
Reza hanya menganggukan
kepala.
“Apa ini, alasan dia
membuka kerudungnya kembali?” Pikir Muth dalam hati
* * *
Muth tidak terlalu
memperdulikan rasa kecewanya pada Indah seperti biasa dia menunggu Indah di
gerbang. Belum lama menunggu, terdengar suara gas motor tepat di belakangnya.
Raungan motor itu seperti disengaja. Muth hanya diam, tidak memperdulikannya.
Tapi, motor tersebut semakin menjadi-jadi, meraung semakin keras. Terpaksa Muth
menolehkan mukanya dan ternyata pengendara motor itu adalah Jimmy.
Muth hanya menghela
nafas melihat cengiran Jimmy tapi kaget setelah melihat akhwat yang diboncengnya. Akhwat
itu orang yang dia tunggu dari tadi. Indah. Benar, dia adalah Indah.
Indah sengaja pura-pura
tidak melihat Muth. Matanya diarahkan ke jalan sana. Tanpa berfikir panjang
Muth memanggil Indah.
“Ndah, kamu mau pulang
bareng Jimmy?” tanya Muth.
“Nggak langsung pulang
lah, jalan-jalan dulu.” Jawab Jimmy dengan gaya seenaknya.
“Indah …. Indah ….”
panggil Muth
Yang dipanggil tidak
menoleh.
“Sudah ya. Aku cabut
duluan. Dadah‼!” teriak Jimmy sambil menjalankan motornya.
Muth hanya terdiam
melihat semua itu. “Ya
Allah, lindungi Indah, ya Allah.” Doanya.
Di kejauhan sana, Indah
juga merasakan hal yang sama. Indah merasa gak enak dengan Muth. Tapi, hatinya
tidak mau melepaskan Jimmy, orang yang selama ini ia impi-impikan. Dia begitu
bahagia karena
kemarin, Jimmy menemui dan memuji dirinya. Jimmy memuji Indah bahwa Indah adalah
wanita yang beda dan cantik, apalagi kalau tidak memakai kerudung. Nah, dari
perkataan gombal itulah, Indah membuka kerudungnya kembali. Sungguh, cinta
nafsu hanya bisa merusak segalanya.
Sepanjang perjalanan,
Indah merangkul Jimmy (pemandangan yang tidak patut diperlihatkan). Jimmy
enjoy-enjoy saja dengan apa yang dilakukan Indah. Indah sudah dibutakan oleh
cintanya sendiri. Padahal sebelumnya Indah berjanji pada dirinya sendiri akan
merubah sikapnya seperti apa yang disarankan Muth.
* * *
Berbeda dengan Indah,
Reza mendapatkan hidayah melalui pergaulannya dengan Muth dan teman-teman rohisnya. Reza mulai mencari jati dirinya sendiri
melalui rohis. Ia banyak belajar agama pada mereka.
Pernah suatu hari, dia
sengaja menyempatkan waktu bersilaturahmi ke rumah Dimas. Dimas adalah ketua
rohis yang banyak orang segani karena kearifannya. Reza bermaksud memperjelas
keinginannya masuk rohis.
Kedatangan Reza
disambut hangat oleh keluarga Dimas. Reza yang sebelumnya konfirmasi dulu pada
Muth, tak menyangka akan disambut seperti ini. Walaupun keadaan rumah Dimas tak
senyaman keadaan rumahnya, tapi suasananya jelas berbeda seratus delapan puluh
derajat dengan suasana di rumahnya.
Setiap hari rumah Reza
sepi, kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Berangkat pagi pulang petang. Hampir bertatap muka
dengan Reza pun jarang. Sering Reza mengeluhkan hal itu pada Mang Didin, tukang
kebunnya. Tapi, apalah daya seorang pekebun. Tak bisa berbuat apa-apa selain
menjadi pendengar yang baik.
Suasana seperti di rumah
Dimas inilah yang ia idamkan.
Ibu yang selalu ada di rumah dan ayah yang tidak terlalu sibuk dengan
pekerjaannya.
Melihat Reza yang diam
saja Dimas berinisiatif mengawali pembicaraan ini.
“Akhi, gimana kabarnya?” kata Dimas dengan sopan.
“Ah…Euh….apa?”
gelagapan Reza yang baru sadar Dimas ada dihadapannya.
“Akhi, gimana kabarnya?” ulang Dimas plus senyuman
“Ooh….baik-baik” jawab
Reza
“Katanya ada perlu ya?”
tanya Dimas
“Oh… iya nich, jadi ga
enak” jawab Reza sambil garuk-garuk kepala.
“Gak apa-apa, santai
aja.”
“Eu… gini, aku
bermaksud masuk rohis, boleh gak orang seperti aku menjadi anak rohis?”
“Tentu boleh. Gak perlu
merendah seperti itu. Siapapun berhak untuk masuk rohis. Kalau boleh tahu, apa
alasan akhi ingin masuk rohis?”
“Pengen berubah aja. Selama
ini aku tak tahu harus berjalan ke mana. Bingung, tak ada tujuan. Tapi setelah
melihat seseorang yang ada di rohis, aku termotivasi untuk mempelajari
kehidupan rohis dan ternyata memang luar biasa.”
“Ah, biasa saja, akhi. Kami ini hanya manusia biasa, yang
luar biasa hanya Allah. Mungkin karena hidayah-Nya kita semua bisa seperti ini.
Tadi, akhi bilang ada seseorang yang
membuat akhi termotivasi, memang
siapa?”
“He…he….” Reza tak bisa
menjawab. Dia hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan Dimas.
“Lho, ko ga di jawab? Akhwat ya akhi?” tanya Dimas.
“Iya, Mas. Maaf ya”
jawab Reza sambil senyam-senyum.
“Oh… gak apa-apa.
Mungkin awalnya saja karena akhwat,
tapi seoga saja seterusnya karena Allah.
“Amin, Insya Allah.”
“Akhi tahu hadits ini :
“Aku
selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku dan Aku selalu menyertainya. Jika ia
berdzikir kepada-Ku. Jika ia berdzikir kepada-Ku dalam hatinya, Aku ingat
kepadanya dalam diri-Ku dan jika ia dzikir kepada-Ku dalam majelis banyak,
niscaya Aku ingat dia dalam kumpulan yang lebih banyak dalam kumpulannya. Jika
ia mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat kepadanya satu
hasta, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku mendekat kepadanya
satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya
dengan berlari kecil.” Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
“Wow… it’s amazing,” kata Reza
“Subhanallah akhi….” Kata Dimas
“Eh…. Iya. Maaf. Subhanallah…” kata Reza dengan muka yang
agak memerah
“Ya, hadits tadi
menjelaskan betapa penyayangnya Allah kepada umatnya. Dia tidak membiarkan
hamba-Nya sendirian. Semoga dengan niat akhi mendekatkan diri kepada Allah,
Allah senantiasa mencurahkan hidayah-Nya. Aamiiin.”
“Amiiin….”
Reza dan Dimas ngobrol
keasyikan. Reza yang baru kali ini mendapatkan teman bicara yang religius
merasa sangat nyaman. Waktu terus berlalu dan menunjukkan pukul 16.00. Reza berpamitan dan
mengucapkan terima kasih pada Dimas. Tak lupa Reza pun pamitan pada Ibu Dimas.
* * *
Keesokan harinya, di
sekolah, Reza mendapati Indah sedang menangis sesegukan di kelasnya. Saat itu
belum ada satu orang pun yang datang. Begitupun dengan Muth yang biasanya sudah
datang.
Reza menghampiri Indah
dengan hati-hati.
“Indah, kamu kenapa?”
tanya Reza
Tapi, Indah tidak
menanggapi pertanyaan Reza. Indah terus menangis. Reza bingung harus berbuat
apa. Tak ada seorang pun yang dapat membantunya.
Muth pun tiba di
sekolah. Saat masuk kelasnya, dia melihat Indah sedang menangis dan Reza yang
mondar-mandir kebingungan. Muth langsung menghampiri mereka.
“Ada apa?” tanya Muth
pada Reza.
“Aku gak tahu, saat aku
tiba di kelas, dia sudah menangis” jelsa Reza.
“Indah, kamu kenapa?”
tanya Muth hati-hati dan lembut.
Indah langsung memeluk
sahabatnya. Dia menangis semakin keras dan deras tanpa menjawab pertanyaan
Muth. Muth berusaha menenangkannya. Muth pikir ini pasti ada hubungannya dengan
Jimmy.
Setelah Indah tenang,
Muth mencoba menanyakan kembali, sebenarnya apa yang terjadi. Indah menjelaskan
semua yang terjadi dengan sesegukan. Ternyata kemarin, saat Indah dan Jimmy
jalan-jalan, Indah dibawa ke rumah temannya. Di sana, dia diajak dugem,
minum-minuman keras dan pesta narkoba. Melihat semua itu, Indah langsung ingin
pulang. Namun, Jimmy menghalanginya. Indah dipaksa minum-minuman keras, Indah
bersikeras ingin pulang. Tapi semakin keras Indah memberontak, Jimmy semakin
kasar pada Indah.
Indah menunjukkan bekas
tamparan dan pukulan Jimmy pada Muth. Indah trauma dengan semua itu. Setelah
kejadian itu dia berjanji pada dirinya sendiri akan kembali pada jalan yang
benar, jalan yang penuh rahmat-Nya.
Mendengar hal itu, Muth
dan Reza bahagia dan bersyukur.
* * *
Di mushola, saat
latihan rohis, anak-anak membicarakan Reza, karena hari itu, hari pertamanya
Reza latihan.
Semua anak tahu, selama
ini Reza seperti apa. Reza termasuk anak yang nakal dan brutal. Namun,
kedatangannya saat ini di rohis menggemparkan semua pihak.
“Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh” salam Dimas
“Wa’alaikumusalam
warahmatullahi wabarakatuh” jawab semua anggota rohis.
“Alhamdulillah, kali
ini Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bisa bertatap muka pada
latihan rutin rohis ini. Alhamdulillah juga kali ini kita kedatangan anggota
baru dari kelas XII IPA 4, yaitu akhi Reza. Untuk lebih jelasnya saya
persilahkan akhi Reza untuk berbicara di depan” jelas Dimas.
Reza berjalan menuju
mimbar. Hatinya dag-dig-dug tidak karuan. Dia yakin dibalik hijab sana ada Muth
mendengarkannya.
“Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Kata Reza.
“Wa’alaikumusalam
warahmatullahi wabarakatuh” jawab semuanya dengan kompak.
“Terima kasih, kepada
Dimas, Eh… maaf maksudnya akhi Dimas yang telah memberikan kesempatan berbicara
untuk saya. Diperjelas, nama saya Reza Nur Fadillah dari kelas XII IPA 4
bermaksud mengikuti ekstrakurikuler rohis. Alasan saya masuk organisasi ini
adalah untuk menambah pengetahuan tentang ilmu agama, lebih mendekatkan diri
kepada Allah, dan merubah sikap dan sifat buruk saya. Saya masuk organisasi ini
karena saya termotivasi pada seseorang yang pernah saya gambar di papan tulis.
Dia begitu berkharisma dan berwibawa dengan ke-Islamannya. Saya mohon bantuan
kepada rekan-rekan semua untuk bisa membantu saya. Mungkin cukup sekian dari
saya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Muth tercengang mendengar
semua itu. Terngiang kata-kata Reza yang menyebutkan gambar di papan tulis
adalah orang yang membuat dia termotivasi. “Bukankah gambar itu aku?” tanya
Muth pada hatinya.
* * *
Sepulang latihan, Reza
menghampiri Muth.
“Ukhti, maafin saya ya?” kata Reza
“Oh….gak apa-apa,
akhi.” Jawab Muth bingung harus berkata apa.
“Masalah gambar, memang
itu saya yang buat dan ukhti memang sumber inspirasi saya.”
“Syukran sebelumnya. Tapi …”
“Kenapa?”
“Saya rasa itu kurang
baik.”
“Oh…. Saya mengerti.
Tapi jujur ukhti saya mencintai ukhti.”
Mendengar hal itu, Muth
diam seribu bahasa. Dia tidak menyangka Reza mengatakan semua itu.
“Akhi, cinta itu
fitrah. Tapi, untuk sekarang ini belum waktunya. Kalau emang kita berjodoh,
pasti suatu hari nanti cinta akhi akan tersalurkan.” Jawab Muth penuh
kebijaksanaan.
“Iya, saya yakin.
Maafkan saya ya.”
“Sama-sama.”
Tiba-tiba, Indah datang
mengagetkan. Indah tertawa melihat mereka berdua. Indah mendengar semua
percakapan mereka. Sehingga Muth
dan Reza merasa malu.
* * *
Hari ke hari, Muth,
Reza, Indah, dan anak rohis lainnya semakin erat dalam ukhuwah Islamiyahnya.
Pergaulan yang dulu penuh kegelapan kini penuh cahaya yang terang benderang.
Sungguh, hanya
Allah-lah yang dapat membolak-balikan hati manusia. Tapi, Allah pun akan
mengikuti apa yang diinginkan hambanya. Tinggal hambanya yang memilih antara
air atau api. Air yang penuh dengan kesejukan rahmat-Nya atau api yang akan
membakar habis dirinya.
Iman, Islam, dan ke-Istiqamah-an adalah kunci dari
kehidupan ini. Tanpa iman apalah artinya Islam dan keimanan akan runtuh tanpa
adanya ke-Istiqamah-an. Islam adalah
satu-satunya agama yang diridhoi Allah yang wajib kita imani dan tiang yang
paling kokoh untuk pondasi itu semua adalah ke-Istiqamah-an
kita dalam kebenaran.
SELESAI
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Teman-teman, berikut saya copaskan link download Film Omar bin Khattab - The Series yang tayang setiap jam 4 pagi di MNCTV. Film ini ja...
-
Sebuah nasyid yang menggetarkan hati kita. Membuat semangat jiwa kita kembali berkobar!!! Saatnya kita mempunyai koleksi nasyid yang seperti...
-
Berikut ini adalah kulwit admin @@ RumahQuran_BU tentang Tips khatam Al-Qur’an dalam sebulan. Silahkan menyimak. Semoga Bermanfaat! Bismi...
-
Diantara kemukjizatan Al-Qur'an adalah kebenaran ayat-ayatnya yang kemudian terungkap satu per satu sejalan dengan ilmu pengetahuan mode...
-
Ketika hendak berbagi tautan muratal Al Quran kepada teman-teman, terlintas sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari...
-
Bekal Perjalan Akhirat (Zaadul Ma’ad) …..(23,5 MB) ‘Ilamul Muwaqi’im …..(49,8 MB) Jangan Dekati Zina …..(583 kb) Kunci Kebahagiaan …..(4,60 ...
-
Download Gratis Kitab Terjemah Tafsir Ibnu Katsir Bahasa Indonesia, bila anda mencari kitab tersebut maka anda di tempat yang tepat, silah...
-
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh... Berikut ini adalah terjemahan kitab-kitab syarah hadits. Semoga Bemanfaat. 1. Fathul ...
-
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh... Berikut ini link download Tafsir Ibnu katsir. Mudah-mudahan Bermanfaat :) Allahummarh...
-
Mentadabburi Al-Quran merupakan kewajiban dan berinteraksi dengannya merupakan sesuatu keharusan sedangkan hidup di bawah naungannya merupak...